Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rusia Bilang Militer Turki Tak Usah Berharap Lagi Ada Keselamatan di Langit Suriah

        Rusia Bilang Militer Turki Tak Usah Berharap Lagi Ada Keselamatan di Langit Suriah Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka tidak bisa lagi menjamin keselamatan pesawat Turki yang terbang di atas wilayah atau langit Suriah utara. Sikap Moskow ini sebagai respons setelah Ankara menembak jatuh dua jet tempur Su-24 Damaskus pada hari Minggu.

        Pengumuman kementerian itu muncul Minggu petang dan dilansir Sputniknews, Senin (2/3/2020).

        Baca Juga: Kubah Nuklir Amur Legendaris Sejak Perang Dingin yang Terus Lindungi Langit Moskow

        Rezim Damaskus yang dipimpin Presiden Suriah Bashar al-Assad memutuskan menutup wilayah udara untuk setiap pesawat asing. Pesawat asing, selain milik Rusia, dianggap sebagai musuh. Artinya, pesawat yang melintas berpotensi ditembak jatuh.

        Dua jet tempur Su-24 Suriah ditembak jatuh oleh militer Turki di Idlib kemarin setelah pesawat nirawak Turki dijatuhkan di wilayah yang sama. Kedua pilot Su-24 selamat setelah terlontar dari pesawat mereka dan mendarat dengan parasut.

        Seorang sumber di Kementerian Pertahanan Suriah mengungkapkan bahwa jet tempur F-16 Turki telah dua kali masuk ke wilayah udara Suriah pada siang hari kemarin dan menembaki pesawat pasukan pemerintah Assad.

        Pada hari yang sama, kata sumber tersebut, sistem pertahanan udara Suriah menghancurkan enam pesawat nirawak (UAV) Turki yang menyerang pasukan pemerintah dalam sehari.

        Ketegangan yang mencemaskan di Idlib mulai memuncak sejak Kamis pekan lalu ketika tentara Suriah memukul mundur serangan besar-besaran kelompok militan pro-Turki yang beroperasi di daerah tersebut. Akibat serangan udara Suriah, 34 tentara Turki tewas.

        Tepat setelah insiden itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa pasukan Turki yang tewas bercampur dengan kelompok militan al-Nusra.

        Kementerian itu juga mengatakan kontingen Turki beroperasi di luar pos pengamatan yang sebelumnya didirikan berdasarkan ketentuan kesepakatan yang disepakati oleh Turki, Rusia dan Iran pada 2017 di Astana, dan lagi pada 2018 di Sochi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: