Sisa-sisa Bekas Kerusuhan Kampung Muslim di New Delhi, Jurnalis Gambarkan Seperti Kota Hantu
Pemandangan perkampungan Muslim di Shiv Vihar, New Delhi, India, menyerupai kota hantu setelah para perusuh yang kejam membakar perkampungan tersebut selama konflik komunal tiga hari.
Konflik antara komunitas Muslim dan massa Hindu garis keras ini dipicu oleh Citizen Amandement Act (CAA) 2019 atau Undang-Undang Kewarganegaraan (Amendemen).
Baca Juga: Pertikaian di India Sebabkan Minoritas Muslim Kian Dirugikan, Apa yang Terjadi?
Awalnya, komunitas Muslim dan kelompok lain yang menentang CAA menggelar protes damai pada 23 Februari 2020. Namun mereka diserang massa pro-CAA yang didominasi kelompok Hindu garis keras.
Konflik berlanjut dua hari setelah itu dengan korban jiwa 42 orang yang kebanyakan dari komunitas Muslim. Banyak bangunan hingga masjid juga dibakar massa perusuh.
Kondisi perkampungan Shiv Vihar kini berantakan dengan gedung-gedung hangus dan jalanan sepi layaknya kota hantu.
Pemandangan itu dibagikan para pengguna Twitter. Salah satu pengguna Twitter dengan akun @teamxecutor mem-posting satu video dengan tulisan berbunyi; ?...Shiv Vihar menyerupai kota hantu yang dibakar oleh fasis hindutva (ekstremis sayap kanan). Beberapa laporan mengklaim polisi telah menutup daerah itu dan tidak membiarkan siapa pun untuk mendokumentasikan apa yang terjadi dan berapa banyak mayat yang terbakar di dalam rumah. #Delhigenocide."
Shiv Vihar adalah lingkungan yang didominasi warga Hindu dengan populasi Muslim yang cukup besar. Kedua komunitas sejatinya telah hidup berdampingan secara damai selama beberapa dekade. Namun, kondisi berubah setelah kerusuhan tiga hari.
Jurnalis India, Anubha Bhonsle, juga berbagi video di Twitter yang menggambarkan sebuah perkampungan di Shiv Vihar.
"Jalur demi jalur telah dikosongkan. Rumah-rumah dibakar. Warga (Muslim) telah melarikan diri hanya dengan pakaian di punggung mereka. #DelhiRiot2020," tulis Bhonsle melalui akun @anubhabhonsle, seperti dikutip Gulf News, Senin (2/3/2020).
"Teman-teman yang pergi untuk mendistribusikan pasokan di Shiv Vihar mengatakan bahwa ada mayat tak dikenal dalam saluran. Ada kasus pemerkosaan yang tidak dilaporkan. Polisi menolak untuk mengeluarkan mayat-mayat itu sehingga keluarga dapat mengidentifikasi mereka.
Negara apa yang seharusnya saya banggakan? Yang ini?," tulis warga India pengguna akun Twitter @sheevaangii.
Di sebuah daerah di dekat Indira Vihar terdapat sebuah aula besar milik seorang pengusaha Muslim telah diubah menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal selama kerusuhan tiga hari.
Orang-orang lainnya di daerah itu juga datang untuk membantu dengan mengubah tempat tinggal mereka menjadi rumah-rumah penampungan.
"Praveen telah melarikan diri dari Shiv Vihar dengan keluarganya pada Selasa pagi. Dia menjelaskan kekerasan anti-Muslim yang mengerikan yang terjadi pada hari Senin di #ShivVihar. Saya bertemu dengannya hari ini di Mustafabad. Tidak ada yang sampai sekarang diizinkan masuk ke dalam Shiv Vihar. Bahkan media internasional," tulis warga India, Kawalpreet Kaur melalui akun Twitter @kawalpreetdu.
Sementara itu, sukarelawan dari organisasi amal mencoba mengirimkan makanan dan pasokan medis kepada mereka yang terkena dampak. Namun, unsur-unsur anti-sosial tidak membiarkan mereka bekerja dengan baik, di mana bahan-bahan bantuan dirampas dan para pekerja sosial diancam.
Dua hari sebelum kerusuhan pecah, seorang anggota kabinet Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan umat Islam seharusnya dikirim ke Pakistan pada tahun 1947 selama pembagian India dan Pakistan.
Anggota parlemen lain dari Partai Bharatiya Janata (BJP), partainya PM Modi, Kapil Mishra, membuat pidato provokatif di New Delhi dengan mengutuk demonstran Shaheen Bagh yang berdemonstrasi menentang CAA.
Saat itu dia mengancam bahwa dirinya dan kelompoknya akan bertindak terhadap demonstran anti-CAA jika polisi tidak bertindak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: