Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Khofifah Teriak: DBD Juga Sangat Bahaya, Jangan Malah Dianggap Sepele

        Khofifah Teriak: DBD Juga Sangat Bahaya, Jangan Malah Dianggap Sepele Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan demam berdarah dengue (DBD) tak kalah rawan dengan virus corona yang kini tengah meneror dunia. Karena itu, ia meminta masyarakat tidak menyepelekan DBD dan hanya fokus pada upaya mengantisipasi corona.

        Khofifah wajar mengingatkan masyarakat akan bahayanya DBD. Ia menyebut, secara nasional terdapat lebih dari 16 ribu kasus DBD hingga detik ini, lebih dari seratus di antaranya meninggal dunia. Di Jatim sendiri, dalam dua bulan, Januari-Februari, angka penderita DBD mencapai 1.776 kasus, lima belas di antaranya meninggal dunia.

        Pada 2019, papar Khofifah, tercatat ada sebanyak 18.393 kasus di Jawa Timur dengan 185 kasus yang berujung pada kematian.

        Baca Juga: DPR ke Pemerintah: Jangan Cuma Sibuk Urus Corona, Tapi Lupa Bahaya DBD!

        "Jadi, jangan sampai masyarakat hanya terfokus pada isu corona, sementara DBD yang juga sangat berbahaya malah dianggap sepele," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (12/3/2020).

        Pemerintah Provinsi Jatim, lanjut Khofifah, telah melakukan sejumlah upaya pencegahan agar kasus DBD tak bertambah. Di antaranya melakukan sosialisasi gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat (PHBS), optimalisasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik), pembagian bubuk abate, dan lain sebagainya.

        "DBD adalah bahaya laten yang mengancam setiap musim pancaroba hingga musim penghujan," katanya.

        Baca Juga: 15 Orang Meninggal Akibat DBD di Jabar, Waspada!

        Ia mengingatkan potensi DBD masih sangat besar mengingat curah hujan saat ini masih cukup tinggi. Untuk itu, Khofifah meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak dengan cara menguras, menutup, dan menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas (3M). Dengan begitu, genangan yang berpotensi jadi sarang nyamuk tercegah.

        "Butuh kepedulian bersama. Selain rumah, tempat lain yang juga harus dijaga kebersihannya adalah sekolah, tempat kerja, tempat ibadah dan tempat-tempat umum. Fogging (pengasapan) hanya membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, tapi tidak jentik-jentik nyamuknya," ujar Khofifah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: