Data is the new oil. Sebuah kalimat yang tidak asing lagi di telinga masyarakat karena baru saja disebutkan oleh Presiden Joko Widodo. Sebagai perusahaan teknologi, data juga menjadi bahan bakar penting bagi perusahaan teknologi seperti Grab.
"Sebagai bagian dari tim pemetaan di Grab, data punya peran penting dalam menentukan inovasi apa yang akan kami ciptakan selanjutnya," ujar Ariek Wisnu Wibisono, Head of MapOps, Grab Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/3/2020).
Baca Juga: Babak Baru Kompetisi Grab-Gojek: Gimana Ya Cara Pertahankan Pengguna?
Pengelolaan big data dalam Grab sendiri menghasilkan beberapa layanan dan fitur. Beberapa contohnya adalah pengembangan mapping pada layanan ride-hailing-nya.
Bekerja sama dengan Dinas Perhubungan di beberapa kota, tim pemetaan Grab juga memodifikasi beberapa titik jemput di daerah rawan macet untuk memastikan mitra pengemudi dan penumpang dapat bertemu di area yang telah disediakan. Saat ini, sudah terdapat beberapa titik jemput yang dimodifikasi termasuk Grab Lounge Terminal Bungurasih, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Sudirman, dan Pasar Blora.
Pilihan lokasi titik jemput atau titik pengantaran di dalam aplikasi Grab di daerah tersebut juga telah disesuaikan agar pelanggan hanya dapat memilih titik spesifik yang telah disediakan sebagai titik temu sebagai upaya untuk mengurangi penumpukan mitra pengemudi dan mengurai kemacetan.
Dengan menangkap data perjalanan mitra pengemudi, Grab dapat menemukan berbagai jalur baru yang dilewati oleh mitra pengemudi. Semua data perjalanan tersebut dikumpulkan sehingga Grab bisa memperkirakan jarak dan jalan yang akan ditempuh pengguna ke suatu tempat dengan memberikan rekomendasi rute terbaik. Selain perjalanan lebih efisien, Grab juga dapat memberikan harga terbaik bagi pelanggan dan mitra pengemudi.
Tidak hanya itu, Grab juga mengembangkan fitur Heatmap bagi mitra pengemudi dalam aplikasi super mereka. Melalui Heatmap, Grab dapat mengetahui, memantau, memetakan, dan menghitung metrik kebutuhan (permintaan) layanan Grab di lokasi tertentu. Selanjutnya, Grab menginformasikan kepada mitra pengemudi secara efektif untuk memastikan adanya mitra pengemudi yang cukup untuk memenuhi permintaan di daerah tersebut.
Big data tidak hanya digunakan untuk membuat inovasi yang terlihat besar. Misalnya, di sore hari, akan muncul pilihan perjalanan dari kantor menuju ke rumah pelanggan yang bisa mereka pilih dengan cepat untuk menuju destinasi pilihan mereka.?
Titik penjemputan juga menjadi poin penting dalam layanan Grab. Oleh karena itu, untuk mempermudah titik temu pengguna dan mitra pengemudi ataupun mitra GrabFood yang mencari restoran di sebuah lokasi, Grab telah menambahkan lebih dari 10 juta Point of Interest (POI) di Indonesia dan hampir 20 juta POI di Asia Tenggara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: