Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bioskop Ikut Tutup Imbas Corona, Kilas Balik Yuk Sejarah Cinema 21 di Indonesia!

        Bioskop Ikut Tutup Imbas Corona, Kilas Balik Yuk Sejarah Cinema 21 di Indonesia! Kredit Foto: 21cineplex.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dampak dari pandemi virus corona (COVID-19) yang meluas di Indonesia membuat sejumlah bioskop di Tanah Air tutup. Seperti di DKI Jakarta, seluruh bioskop dikabarkan tutup per 23 Maret 2020 hingga 5 April 2020 mendatang.

        Pemerintah pun mengimbau masyarakat untuk melakukan physical distancing dengan tetap di rumah bagi yang tidak memiliki kepentingan di luar dan jaga jarak dengan sesama bagi yang harus bekerja ke luar.

        Baca Juga: Apa Itu Physical Distancing?

        Daripada bosan karena tidak bisa menonton, lebih baik simak sejarah bioskop 21 di Indonesia yuk! Bioskop 21 merupakan tempat favorit banyak orang untuk menonton film-film terbaru. Perusahaan yang menaungi Bioskop 21 itu ada Cineplex 21 dengan nama resmi bioskopnya yakni Cinema 21.

        Cineplex 21 merupakan jaringan bioskop terbesar yang tersebar hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Dari dulu sampai sekarang, Cineplex 21 setia menyediakan film box office berkualitas dari dalam maupun luar negeri bagi masyarakat Indonesia.

        Cineplex 21 dipelopori oleh perusahaan Cineplex 21 Group yang didirikan oleh Bapak Sudwikatmono. Cineplex 21 Group memulai perjalanannya sejak tahun 1987. Pada tanggal 21 Agustus 1987, Sudwikatmono membangun Bioskop 21 pertama di Jalan MH Thamrin Kav 21, Jakarta Pusat.

        Saat itu, Sudwikatmono melakukan uji coba dengan mengubah ruang gedung bioskop Kartika Chandra menjadi beberapa layar. Konon, nama ?21? diambil dari nomor kavling tempat bioskop pertama didirikan, tapi ada juga yang beranggapan bahwa ?21? adalah akronim dari nama Sudwikatmono sendiri.

        Sayangnya, gedung bioskop bersejarah itu sekarang sudah menjadi Bil Tower. Kepemimpinan Sudwikatmono pun terhenti di tahun 1999 dan jaringan bioskop diambil alih kedua partner bisnisnya yakni Benny Suherman dan Harris Lesmana. Mulai dari sanalah secara perlahan Cineplex 21 menguasai pasaran bioskop di Indonesia.

        Perkembangan teknologi dan industri perfilman yang pesat, membuat Cineplex 21 Group terus melakukan pembenahan serta berinovasi agar bisa memuaskan pelanggan dengan maksimal.

        Pembaruan seat, penggunaan teknologi suara Dolby Digital, THX, sampai Dolby Atmos, adalah bukti komitmen Cineplex 21 dalam menyediakan pelayanan berkualitas bagi moviegoers Indonesia.

        Cineplex 21 Group sempat melakukan berbagai strategi bisnis, salah satunya yakni melakukan segmentasi pasar. Hasilnya, di tahun 2004 mereka membangun bioskop yang terkesan lebih eksklusif, Cinema XXI di Plaza Indonesia Entertainment X?nter.

        Seiring waktu, jumlah bioskop eksklusif ini kian bertambah dan seakan menurunkan Bioskop 21 jadi bioskop kelas 2. IMAX dan The Premiere pun muncul menjadi inovasi terbaru Cineplex 21 Group yang memiliki pelayanan khusus para pelanggannya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: