Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kinerja dan Bisnis Perusahaan Kena 'Gebuk' Covid-19, BTN Putar Otak Lakukan. . . .

        Kinerja dan Bisnis Perusahaan Kena 'Gebuk' Covid-19, BTN Putar Otak Lakukan. . . . Kredit Foto: BTN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Manajemen PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengaku bahwa wabah Covid-19 turut menjadi penyebab terjadinya supply-demand shock yang berujung pada menurunnya pertumbuhan ekonomi global. Berbagai kebijakan atau stimulus moneter dilakukan oleh sejumlah bank sentral dunia, salah satunya adalah dengan penurunan suku bunga dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih baik.

        Baca Juga: Berkat BCA, BRI, dan Mandiri, Pasar Modal Bagai Ketiban Durian Runtuh!

        Baca Juga: Selamatkan Nasib Karyawan dari Gelombang PHK Akibat Corona, Jokowi Rilis Kebijakan. . .

        Kepala Departemen Corporate Secretary BTN, Suwandi, mengungkapkan bahwa Indonesia pun turut memeberikan berbagai stimulus di sektor moneter, fiskal, dan keuangan sebagai langkah untuk menjaga daya beli masyarakat. Kendati begitu, pihaknya tak dapat memungkiri bahwa hal itu belum cukup mampu untuk memulihkan pertumbuhan perekonomian nasional di tahun 2020 ini sebagaimana yang diharapkan sebelumnya.

        "Pertumbuhan ekonomi global dan domestik yang awalnya diperkirakan akan dapat rebound di tahun 2020 ini ternyata dihadapkan pada penurunan pertumbuhan lanjutan dan diperkirakan baru akan rebound di tahun 2021," ujar Suwandi, Jakarta, Kamis (26/03/2020).

        Baca Juga: Rupiah is Back! Berani Unjuk Gigi, Rupiah Serang Dolar AS Habis-Habisan dan Jadi Penguasa Dunia!

        Ia menambahkan, kinerja perbankan nasional juga diperkirakan masih akan tertekan, termasuk kinerja finansial dan bisnis BTN. Pasalnya, Suwandi menyebut, permintaan sektor properti segmen menengah-atas masih terbatas karena dipengaruhi oleh aksi wait and see konsumen terhadap dinamika makro yang berdampak pada melambatnya penjualan KPR dan repayment capacity (RPC) developer.

        Baca Juga: BTN Maksimalkan WFH dan Sesuaikan Jam Layanan

        "Sebagai langkah mitigasi perlambatan pertumbuhan kredit, strategi pertumbuhan kredit di tahun 2020 difokuskan untuk memaksimalkan porsi Bank BTN pada program KPR Subsidi dan mengembangan bisnis KPR Nonsubsidi di segmen low ticket size melalui program KPR Harapan (KPR dengan harga rumah lebih kurang Rp350 juta)," sambungnya.

        Tak hanya itu, BTN pun berupaya untuk meningkatkan penghimpunan DPK dengan strategi penjualan produk secara bundling melalui program BTN Solusi dan upaya update fitur mobile banking, implementasi EDC, dan kerja sama merchant untuk meningkatkan DPK melalui transaksi nasabah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: