Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengumuman, Wilayah di Jawa Barat Ini Bakal Ikuti Langkah Tegal untuk Lakukan Lockdown!

        Pengumuman, Wilayah di Jawa Barat Ini Bakal Ikuti Langkah Tegal untuk Lakukan Lockdown! Kredit Foto: Antara/Adeng Bustomi
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Tasikmalaya bakal menerapkan karantina wilayah mulai Selasa (31/3/2020) selama sebulan, menurut Wali Kota Budi Budiman. Langkah itu diambil setelah kasus positif corona di sana meningkat dari satu menjadi lima orang.

        Budi pun menjelaskan, karantina ini bukan seperti yang ramai dibicarakan seolah mematikan aktivitas masyarakat. Karantina yang dilakukan sebatas menjaga perpindahan orang, membatasi kerumunan orang, dan membatasi gerakan orang demi keselamatan bersama.

        "Tapi akses pendistribusian kebutuhan pokok tidak ditutup, dipersilakan tapi dalam pengawasan," kata Budi setelah melakukan Rapat Koordinasi Dalam Rangka Memutuskan Kebijakan Strategis Penanganan Penyebaran COVID-19 di Hotel Santika, Sabtu (28/3/2020).

        Baca Juga: Corona Jangkiti Pejabat dan DPR, MPR: Pak Jokowi, Cepat Lockdown Jakarta!

        Menurut Budi, Pemerintah Kota Tasikmalaya bersama Muspida, TNI, Polri dan Tim Gugus Tugas akan membuat Posko disetiap perbatasan masuk Kota Tasikmalaya. Disana setiap angkutan umum maupun pribadi akan diperiksa kesehatannya.

        ?Bila sehat dipersilakan masuk, namun jika tidak sehat akan dibawa ke rumah sakit. Ini untuk menjaga persebaran virus Corona tidak terus menjalar di Kota Tasikmalaya karena yang sehat perlu dijaga," ujarnya.?

        Untuk itu, pemberlakuan karantina mulai 31 Maret 2020 pukul 24.00. Setiap Angkutan Umum dilarang masuk ke Kota Tasikmalaya, termasuk kereta api tidak diperkenankan berhenti di Stasiun Tasikmalaya.

        Budi juga menyampaikan, Dinas Perhubungan sudah melayangkan surat edaran ke pemilik bus di Kota Tasikmalaya untuk menghentikan operasi dari dalam maupun ke luar atau sebaliknya.

        Hal ini mengingat penularan tidak bisa diprediksi karena jumlah rumah sakit dan tenaga medis terbatas, serta alat pelindung diri tidak memadai. "Bisa dibayangkan kalau terus bertambah, dengan segala keterbatasannya kami tidak akan mampu," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: