Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sudah Lebih dari 1.000 Warganya Tewas, Gubernur New York Teriak Minta Bantuan

        Sudah Lebih dari 1.000 Warganya Tewas, Gubernur New York Teriak Minta Bantuan Kredit Foto: Unsplash/Patrick Hendry
        Warta Ekonomi, New York -

        Gubernur New York memohon bantuan di tengah jumlah kematian akibat virus Corona yang mengejutkan. Jumlah korban tewas di negara bagian itu naik lebih dari 250 jiwa dalam satu hari dengan total lebih dari 1.200 korban.

        "Tolong, bantu kami di New York sekarang," kata Gubernur New York Andrew Cuomo.

        Baca Juga: California dan New York Lockdown, Perusahaan Chip Minta Tetap Beroperasi

        Ia juga mengatakan tambahan 1 juta pekerja perawat kesehatan diperlukan untuk mengatasi krisis.

        ?Kami telah kehilangan lebih dari 1.000 warga New York,? kata Cuomo. ?Bagi saya, kami sangat terkejut. Kami telah mencapai angka tang mengejutkan," sambungnya seperti dikutip dari AP, Selasa (31/3/2020).

        AS melaporkan hampir 160.000 infeksi virus Corona baru dan sekitar 2.900 kematian, dengan Kota New York menjadi titik terburuk di negara itu. Namun kota-kota macam New Orleans, Detroit dan kota-kota lain juga menunjukkan sinyal yang mengkhawatirkan.

        "Siapa pun yang mengatakan situasi ini hanyalah situasi di kota New York adalah sebuah penyangkalan terhadap keadaan negara," ucap Cuomo.

        "Anda melihat virus ini bergerak melintasi negara. Anda melihat virus ini bergerak melintasi bangsa. Tidak ada orang Amerika yang kebal terhadap virus ini," ujarnya.

        Pakar penyakit menular pemerintah AS, Anthony Fauci memperingatkan bahwa kota-kota kecil kemungkinan akan melihat kasus-kasus yang "lepas landas" seperti di New York.

        "Apa yang kami pelajari dari pengalaman menyakitkan dengan wabah ini adalah bahwa hal itu berlangsung hampir pada garis lurus, kemudian sedikit akselerasi, akselerasi, kemudian naik," katanya di ABC, "Good Morning America."

        Menurut perhitungan yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins, tiga perempat dari satu juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi dan sekitar 37.000 orang telah meninggal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: