Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pelindo II: Layanan Ekspor-Impor Tanjung Priok Berjalan Normal

        Pelindo II: Layanan Ekspor-Impor Tanjung Priok Berjalan Normal Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II (IPC) memastikan aktivitas ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan, meskipun Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mempercepat penanganan wabah virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

        Hari ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengunjungi Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, Pelabuhan Tanjung Priok, untuk melepas ekspor hasil perikanan. Sebanyak 32 ribu ton hasil perikanan senilai Rp194,6 miliar yang kebanyakan udang dan ikan beku beserta olahannya.

        "Hasil perikanan itu diangkut menggunakan KM OOCL Guangzhou ke 13 negara tujuan, yakni Prancis, Jerman, Italy, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mauritus, Reunion, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, dan Lithuania. Sekali lagi kami pastikan layanan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok tetap berjalan di tengah pembatasan aktivitas masyarakat," jelas Direktur Komersial IPC, Rima Novianti di TPK Koja, Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (1/4/2020).

        Baca Juga: Pertamina Semprot Disinfektan di 600 SPBU Jakarta, Banten hingga Jabar

        Rima kembali menjelaskan, hingga hari ini IPC masih memberlakukan prosedur kesiapsiagaan dan pencegahan Covid-19 dengan antisipasi tinggi untuk melindungi semua petugas lapangan.

        Terkait kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diputuskan kemarin, IPC terus mencermati arahan dan pengaturan lebih lanjut dari pemerintah.

        "Sejauh ini belum ada prosedur khusus terkait PSBB di Terminal Peti Kemas. Sebagai operator pelabuhan, IPC tentu siap menyesuaikan jika pemberlakuan PSBB ini berdampak terhadap operasional dan aktivitas logistik di pelabuhan," papar Rima.

        Sementara itu, menurut GM TPK Koja Hudadi S Jayanagara, interaksi antar-manusia di Terminal Peti Kemas semakin jauh berkurang. Di TPK Koja misalnya, tenaga manusia yang bertugas di dermaga bisa dihitung dengan jari.

        "Semuanya serba digital. Paling yang ada di lapangan adalah operator crane dan petugas tally, yang mengatur lalu lintas peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan kontainer. Pergerakan peti kemas itu sendiri dioperasikan dengan menggunakan alat-alat berat modern, yang dikontrol secara digital," jelasnya.

        Baca Juga: Corona Mengancam, Bos Perusahaan Ramai-ramai Pangkas Anggaran Teknologi

        Untuk memastikan keamanan dan keselamatan petugas operator di lapangan, sejak Februari lalu IPC sudah menerapkan prosedur tambahan, seperti kewajiban pemakaian alat pelindung diri (APD) yang aman dan steril. Secara berkala, petugas juga melakukan sterilisasi di sekitar dermaga.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: