Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BCA Bagikan Dividen ke Pemegang Saham

        BCA Bagikan Dividen ke Pemegang Saham Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menggelontorkan dana Rp13,6 triliun kepada para pemegang saham perseroan. Dana tersebut merupakan setoran dividen yang diberikan BCA kepada para pemegang saham senilai Rp555 per saham. Dividen tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp100 per saham yang telah dibagikan pada tanggal 20 Desember 2019.

        Total angka dividen perseroan tahun ini sebesar 47,9% atau Rp13,6 triliun dari total laba bersih 2019 yang sebesar Rp28,6 triliun. Dividen perseroan meningkat 15,5% dibandingkan tahun sebelumnya. 

        Di tengah aksi pembagian dividen ini duo Hartono menjadi sorotan. Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono diketahui merupakan pemilik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Kedua orang terkaya di Indonesia ini menggenggam saham BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan perusahaan investasi yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah.

        Tercatat, Robert Budi Hartono memeluk sebesar 51% dan Michael Bambang Hartono 49% saham di Dwimuria Investama Andalan. 

        Melihat kondisi tersebut, bisa dipastikan kekayaan kakak beradik yang juga miliki Grup Djarum ini akan semakin membumbung setelah BCA memutuskan untuk mengalokasikan 47,9% atau Rp13,6 triliun dari total laba bersih 2019 yang sebesar Rp28,6 triliun sebagai dividen yang diberikan ke seluruh pemegang saham. 

        Baca Juga: Pegawai BCA Salurkan Donasi Rp1 Miliar Lawan Covid-19

        Dengan kepemilikan saham sebesar 54,94% di BCA maka keduanya akan mengantongi dana yang fantastis hingga mencapai senilai Rp7,47 triliun hanya dari dividen yang digelontorkan oleh BCA saja.

        Kedua konglomerat ini baru saja masuk ke dalam daftar 100 orang terkaya di dunia untuk tahun 2020 versi Forbes. Di mana, Robert Budi Hartono menempati posisi ke-80 dengan kekayaan bersih sebesar US$13,6 miliar setara dengan Rp218 triliun dan sang adik Michael Bambang Hartono yang menempati posisi ke-86 dengan kekayaan bersih sebesar US$13 miliar atau setara dengan Rp208 triliun.

        Sebagaimana diketahui, BCA dan entitas anak membukukan kinerja tahun 2019 yang solid dengan laba bersih setelah pajak tumbuh 10,5% menjadi Rp28,6 triliun. Kinerja usaha BCA tetap solid di tengah konsumsi domestik yang moderat dan ketidakpastian global yang masih berlanjut.

        BCA mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam perbankan transaksi dan penyaluran kredit sehingga dana giro dan tabungan (CASA) dapat tumbuh 9,9% mencapai Rp532,0 triliun dan total kredit meningkat 9,5% menjadi Rp603,7 triliun.

        Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan BCA berhasil mencatat pertumbuhan kinerja yang baik di tahun 2019 dengan kenaikan laba sebelum provisi dan pajak penghasilan (PPOP) sebesar 15,5% ditopang oleh pertumbuhan laba operasional sebesar 13,6%.

        "Kepercayaan nasabah merupakan aset kami yang berharga serta merupakan fondasi pertumbuhan perbankan transkasi dan dana CASA. Posisi likuiditas yang memadai menjadi landasan dalam menangkap peluang-peluang bisnis di tahun 2019 dan membukukan pertumbuhan double-digit pada segmen kredit bisnis," katanya.

        Pertumbuhan kredit terutama didukung oleh segmen bisnis, termasuk kredit korporasi yang tumbuh 11,1% menjadi Rp236,9 triliun dan peningkatan kredit komersial & SME sebesar 12,0% menjadi Rp202,9 triliun pada Desember 2019.

        Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 4,3% menjadi Rp158,3 triliun, di mana segmen KPR tumbuh 6,5% menjadi Rp93,7 triliun; KKB turun 1,1% menjadi Rp47,6 triliun; dan outstanding kartu kredit tumbuh 9,4% menjadi Rp14,1 triliun.

        Pada periode yang sama, pembiayaan syariah tumbuh 15,2% menjadi Rp5,6 triliun. Pertumbuhan kredit BCA yang berkelanjutan dapat tercapai berkat kualitas kredit yang terjaga melalui penerapan prinsip kehati-hatian secara konsisten. NPL tercatat pada level 1,3% pada Desember 2019, dibandingkan 1,4% pada tahun sebelumnya.

        "Kami berkomitmen untuk terus melakukan investasi jaringan dan menciptakan inovasi digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang. Dengan upaya-upaya tersebut, BCA dapat mencapai pertumbuhan dana inti CASA yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 9,9%, menjadi Rp532,0 triliun dan berkontribusi sebesar 75,5% dari total dana pihak ketiga pada Desember 2019," ujar Jahja.

        Jahja menyampaikan jumlah rekening dana pihak ketiga juga menunjukan tren peningkatan sebesar 14,2% dan hampir mencapai 22 juta rekening pada akhir 2019 melalui layanan pembukaan rekening online maupun di cabang. Sementara itu, deposito mengalami pertumbuhan sebesar 14,4%, mencapai Rp172,8 triliun. Pada akhir tahun, total dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,0% menjadi Rp704,8 triliun. 

        Peningkatan beban operasional juga diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan operasional. Di sisi pendapatan, BCA membukukan pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 13,6% menjadi Rp71,6 triliun, didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 12,1% menjadi Rp50,8 triliun dan pertumbuhan pendapatan operasional lainnya sebesar 17,5% menjadi Rp20,8 triliun.

        Sedangkan di sisi biaya, beban operasional meningkat 11,2% menjadi Rp30,7 triliun sehingga rasio cost to income (CIR) terkelola dengan baik dan tercatat sebesar 43,7% (FY18: 44,3%). Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,8% dan 80,5%. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 4,0% sementara rasio pengembalian terhadap ekuitas (ROE) sebesar 18,0%. 

        Pada tahun 2019 BCA mencatat suatu peristiwa penting yaitu penyelesaian akusisi Bank Royal. Aksi korporasi tersebut sejalan dengan program konsolidasi perbankan nasional. Memasuki tahun 2020, BCA tetap optimis terhadap potensi ekonomi Indonesia dan soliditas sektor perbankan nasional.

        "Kami akan mengkaji berbagai peluang bisnis dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian di tahun 2020. Komitmen dalam memahami kebutuhan nasabah dan beradaptasi terhadap dinamika lingkungan bisnis akan menjadi kunci dalam menangkap peluang-peluang bisnis ke depan. BCA akan kembali berinvestasi dalam memperkuat kapabilitas di bidang teknologi digital untuk terus meningkatkan keunggulan kompetitifnya," pungkas Jahja.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: