Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Yeay, Produk Samping Kelapa Sawit Ini Siap Diekspor ke China

        Yeay, Produk Samping Kelapa Sawit Ini Siap Diekspor ke China Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemberlakuan karantina wilayah atau lockdown di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, resmi dicabut oleh pemerintah China pada hari Rabu (8/4/2020). Hal ini disambut suka cita oleh masyarakat yang telah mengalami masa karantina selama 76 hari.

        Tidak hanya itu, pelaku agribisnis sektor pertanian juga menyambut baik kondisi ini mengingat China merupakan salah satu pasar besar bagi produk pertanian.

        "Alhamdulilah, dengan kondisi yang mulai membaik permintaan ekspor ke China yang sempat terpukul, kini permohonan pemeriksaan karantina mulai kembali ," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil di Jakarta, belum lama ini.

        Baca Juga: Yeay, Harga TBS Kelapa Sawit Berangsur Naik

        Saat ini, pihaknya mencatat terdapat permohonan pemeriksaan di Karantina Pertanian Belawan untuk produk samping kelapa sawit berupa janjang kosong, jangkos atau plam fiber ke China. Jangkos asal Sumatera Utara ini dikenal berkualitas tinggi, dan merupakan bagian limbah dari hasil pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit. Di negara tujuan ekspor biasanya jongkos ini digunakan sebagai bahan baku tali kapal, pengisi matras, dan jok mobil hingga pesawat terbang.

        Dari data karantina pertanian, di tahun 2019 jangkos asal Sumut berhasil membukukan lebih dari 7,5 ribu ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp9,5 milar lebih.

        Pada awal April ini, sebanyak 681 ton dengan kisaran nilai Rp933 juta dinyatakan telah sesuai dengan persyaratan otoritas karantina China dan siap diberangkatkan ke pelabuhan Xingang, Huangpu dan Shanghai.

        Menurut staf PT UKIP, Pardede mengungkapkan produk ekspor ini sempat tertahan akibat penutupan pelabuhan. Dan kini, dengan berakhirnya masa karantina wilayah di China permintaan kembail berdatangan, tambah Pardede.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: