Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melanggar peraturan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan mengumpulkan massa di depan Istana Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Menurutnya, ide membagikan sembako tersebut bertentangan dengan imbauan Kepala Negara, bahkan dengan kata lainnya, presiden telah menjilat ludahnya sendiri.
“Saya pikir Presiden harus sesekali berpikir mandiri tanpa penasihat. Ide membagi sembako selain melanggar instruksi Polri, lebih jauh lagi bertentangan dengan imbauan presiden sendiri. Tentu ini contoh buruk bagi pejabat negara, terlebih dilakukan Presiden,” ucapnya kepada wartawan, Senin (13/4/2020).
Baca Juga: Istana Bakal Evaluasi Gaya Bagi-Bagi Sembako di Jalanan Jokowi
Baca Juga: Hadapi Covid-19, Jokowi Diminta Berembuk dengan SBY-Megawati dan Tokoh Lainnya
Lanjutnya, ia mengatakan ide bagi-bagi sembako yang mengundang banyak massa harus keluar dari upaya politis.
“Agenda bagi sembako secara terbuka tentu sangat politis, presiden harus benar-benar keluar dari upaya politis. Fokus kepada kerja pemerintah menangani kondisi ini,” imbuh dia.
Lebih lanjut, sambungnya, jika Presiden ingin membagikan sembako, seharusnya melalui prosedur yang ada.
“Jika hendak mendistribusikan kebutuhan pokok warga, presiden seharusnya gunakan jalur pemerintah. Bisa melalui perangkat pemerintah daerah, agar bantuan sampai hingga ke rumah dan warga tidak perlu berkerumun. Tetapi cara ini tidak akan mendapatkan simpati politik. Dan mungkin presiden kurang menyukainya,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: