Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Penanggulangan Covid-19, DPRD Jabar: Jangan Lupakan Wartawan!

        Soal Penanggulangan Covid-19, DPRD Jabar: Jangan Lupakan Wartawan! Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat akan menggelontorkan dana sekitar Rp18 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk penanggulangan Covid-19. Di dalamnya tentu termasuk dana untuk pembelian alat kesehatan, terutama alat pelindung diri, dana untuk jaring pengaman sosial/bansos, dan sosialisasinya.

        Bappeda dan TAPD pasti sudah  mendiskusikan soal sumber dana tersebut, termasuk dengan para kepala satuan kerja perangkat daerah. Selain itu, dibutuhkan pula data calon penerima bansos yang besarannya sekitar Rp500.000 per kepala keluarga per bulan itu secara akurat. 

        Anggota DPRD Provinsi Jabar Daddy Rohanady mengatakan semua langkah yang telah, sedang, dan akan dilakukan, termasuk berbagai hal terkait penanggulangan Covid-19 itu tidak bisa dilepaskan dari peran para kuli tinta alias wartawan. 

        "Informasi semua itu sampai ke masyarakat, antara lain, berkat peran mereka mewartakannya. Jadi, Jangan lupakan wartawan," kata Dady ketika diminta komentarnya tentang sosialisasi penanggulangan Covid-19 melalui telefon genggamnya, Senin (13/4/2020).

        Baca Juga: Top! Pegadaian Bebaskan Denda Nasabah Terdampak Covid-19

        Baca Juga: Inspiratif! Dirumahkan karena Covid-19, Wayan Berinovasi dengan Buka Usaha Delivery Telur

        Menurut Daddy yang juga Wakil Ketua Fraksi Gerindra itu, tidak berlebihan rasanya jika Pemprov Jabar juga memberikan perhatian khusus kepada wartawan. Mereka yang mewartakan banyak hal terkait penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat. 

        "Selayaknya jika pada pos anggaran sosialisasi dimasukkan pula alokasi untuk awak media," ujarnya.

        Daddy berpendapat bahwa jika dikaitkan dengan kewajiban jaga jarak dan anjuran kerja/ibadah/sekolah di rumah, Saat ini banyak wartawan yang juga bekerja dari rumah alias work from home (WfH).

        "Jadi, mereka bekerja dengan tetap mengikuti anjuran Pemerintah." tambahnya.

        Dia mengungkapkan pandemi Covid-19 membuat perusahaan yang bergerak dalam dunia pers juga kesulitan. Mereka harus berusaha mendapatkan iklan di tengah kondisi luar biasa seperti ini. Di sisi lain, dengan berbagai pertimbangan, jumlah pemasang iklan pun kian turun. Tentu saja hal itu akan berimbas pada salary wartawan.

        Akibatnya, sudah bisa diduga. profesi wartawan pun terpengaruh oleh merebaknya wabah yang diyakini berasal dari Wuhan-China tersebut. Dengan kata lain, ada pula wartawan yang bisa dikategorikan sebagai orang terkena dampak (OTD). Artinya, ada wartawan yang butuh bantuan untuk menunjang kelangsungan ekonomi keluarganya.

        "Jadi, saya meminta agar jangan lupakan wartawan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: