Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Serangan Buzzer ke Pengkritik Jokowi Membabi-buta, Ketar-Ketir Rezim Porak-Poranda Akibat Covid-19

        Serangan Buzzer ke Pengkritik Jokowi Membabi-buta, Ketar-Ketir Rezim Porak-Poranda Akibat Covid-19 Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Eksekutif Institute for Democracy Education (IDE), Smith Alhadar, menilai tidak ada yang salah dari pernyataan Rizal Ramli dalam acara Indonesia Lawyers Club, tvOne, Selasa (21/4/2020), yang meminta Presiden Jokowi untuk berhenti menjadi antek China. Sebab, pernyataannya merujuk China sebagai negara, bukan ras.

        Menurut Smith, pembiasan makna yang dilakukan para pendengung di dunia maya sudah menjadi kebiasaan. Para buzzer di media sosial membuat interpretasi aneh atas ucapan intelektual dan tokoh oposisi yang dipersepsi dapat menggoyang rezim yang mereka puja.

        "Interpretasi yang diniatkan untuk membunuh karakter tokoh itu. Kali ini serangan ditujukan kepada intelektual yang ucapan dan tindakannya dijadikan rujukan barisan oposisi," kata Smith kepada wartawan, Sabtu (25/4/2020).

        Baca Juga: Kenyataannya Rezim Jokowi di bawah Komando Opung Luhut Jadi Antek China, Pakar yang Bilang

        Menurut analisis tersebut yang sejalan dengan pandangan RR, bahwa Indonesia bisa menyodok ke urutan keempat kalau rezim Jokowi mengikuti langkah Vietnam, Meksiko, dan India. Yaitu, mereorientasi politik luar negeri yang tidak lagi pro-China dan melepaskan diri dari jerat ketergantungan pada negeri tirai bambu itu, serta pemimpin negara dikelilingi ekonom-ekonom hebat.

        "Tuduhan ini tampaknya disengaja, sebagaimana kebiasaan buzzer menjungkirbalikkan logika, untuk membunuh karakter orang-orang yang kritis terhadap rezim," kata Smith.

        Bagaimanapun, tambahnya, tuduhan serampangan para buzzer ini tidak muncul dari ruang hampa. Malah menunjukkan sensitivitas buzzer terhadap situasi krisis saat ini. Situasi yang mengancam eksistensi rezim akibat porak-porandanya ekonomi negara dihantam Covid-19.

        "Dalam rangka menjaga kelangsungan hidup rezim inilah yang membuat mereka menyerang secara membabi buta siapa pun yang mencolek rezim," tutur Smith.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: