Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tutup 97 Gerai dan Rumahkan Karyawan, Begini Kisah Berdirinya KFC di Indonesia

        Tutup 97 Gerai dan Rumahkan Karyawan, Begini Kisah Berdirinya KFC di Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kentucky Fried Chicken atau KFC didirikan oleh Colonel Harland Sanders yang lahir pada 9 September 1890 ketika ia berumur 65 tahun. KFC adalah salah satu bisnis terbesar global industri pelayanan makanan dan secara luas dikenal di seluruh dunia dengan wajah Colonel Sanders sendiri.

        Sementara itu di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk terpaksa menutup sejumlah 97 gerai seiring dengan adanya penutupan sementara terhadap pusat-pusat perbelanjaan di wilayah Indonesia yang terdampak Covid-19

        Pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia ini didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang mendapat waralaba KFC di Indonesia. Perseroan memulai operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta.

        Baca Juga: Kabar KFC: Udah Tutup 97 Gerai Lalu Rumahkan 450 Karyawan, Kini Harus Korbankan Gaji Serta. . . .

        Sukses membuka outlet pertama, kesuksesan outlet ini pun diikuti dengan pendahuluan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan ekspansi area jangkauan hingga ke kota-kota besar di Indonesia. Keberhasilan pun terus diraih oleh KFC hingga menjadi bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan berpengaruh di Indonesia.

        Di tambah lagi, bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama pada tahun 1990 ini telah menambah pengembangan Perseroan. Hingga pada tahun 1993 tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai tahapan untuk semakin mendorong pertumbuhannya.

        Kepemilikan saham beberapa mayoritas adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% untuk PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% untuk PT Megah Eraraharja dari Salim Group sedangkan saham minoritas (20,4%) didistribusikan untuk Publik dan Koperasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: