Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rumah Makan Dilarang Buka di Tengah Pandemi, Begini Prediksi Wong Solo

        Rumah Makan Dilarang Buka di Tengah Pandemi, Begini Prediksi Wong Solo Kredit Foto: Wong Solo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemilik restoran Ayam Bakar Wong Solo, Puspo Wardoyo, ikut berbagi bantuan untuk masyarakat yang terimbas wabah Covid-19. Ratusan bungkus makanan matang Wong Solo dan uang diberikan pada masyarakat sekitar dan para ojek online.

        Setelah memberi bantuan, Puspo pada media menyebutkan bahwa pemberian bantuan ini semata-mata sebagai salah satu bentuk kepedulian restoran Wong Solo pada situasi yang terjadi saat ini. masyarakat yang terkena wabah Covid-19.

        "Kami akan terus berusaha memberi bantuan sebagai bentuk sedekah kepada masyarakat, baik itu para pengemudi ojol ataupun tenaga medis. Pembagian bantuan makanan siap santap dan uang pada masyarakat untuk memperingan beban mereka. Apalagi para ojol juga sudah lama menjadi mitra kami juga," kata Puspo di restorannya, Selasa (28/4/2020) di Jakarta.

        Baca Juga: Kasus Corona di Jabar: Positif Menurun, tapi Sebarannya Meluas

        Situasi pandemi Covid-19 ini lanjutnya, sangat mempengaruhi usaha yang dijalankan. Bukan hanya restoran ayam bakar, tapi juga usaha kuliner Indonesia.

        "Kami sebagai mewakili kuliner Indonesia kami ingin menyampaikan bahwa kondisi kuliner Indonesia saat ini sudah sangat terpojokkan. Sehingga kami sudah mengalami banyak kerugian berupa materi. Kondisi ini akan terus berlanjut," tegas Puspo.

        Oleh sebab itu untuk menyiasati hal tersebut, Puspo pun terpaksa mengurangi karyawan yang ada. Pengurangan karyawan sudah mencapai 75 persen. Jika kondisi ini terus berlanjut bisa mengakibatkan penutupan tempat usaha. 

        Puspo juga menyoroti pemerintah yang kurang begitu tegas untuk masalah ini. Karena ini masih dalam kondisi belum lockdown, tapi masih PSBB. Kondisi ini jika sampai meminta rumah makan tutup tidak boleh melayani pembeli untuk makan di tempat, maka akan berimbas ke sektor lainnya. 

        Sektor lain yang saat ini terimbas adalah para suplier seperti suplier ayam, suplaier beras, suplaier sayuran. "Sudah ada suplaier ayam yang tidak bisa lagi menjual ayam-ayamnya sehingga mereka terpaksa membakar ayam-ayamnya karena tidak laku dijual," terangnya.

        Selain itu situasi saat ini untuk rumah makan tradisional sangat sulit untuk  bisa menjual secara pesan antar ataupun melalui pesan online. Sebab makanan yang ada memang untuk disajikan makan di tempat, imbuh Puspo.

        Kondisi lainnya mengenai ketidakseimbangan soal kebijakan pembatasan ini adalah di perdagangan retail. Supermarket masih bisa didatangi pengunjung tanpa ketatnya aturan. Pembeli banyak yang berhimpitan atau berdekatan. Sementara untuk di rumah makan sudah diterapkan pembatasan jarak. 

        "Saya mengimbau untuk kebijakan pemerintah situasi ini belum lockdown seharusnya kita juga boleh menerima pengunjung untuk makan di tempat seperti toko retail. Ada beberapa supermarket masih berjubel. Apa bedanya berjubel. Atau apa tidak boleh berjualan atau berjubel yang dimaksud. Kita juga tidak jelas kapan boleh buka," ujarnya.

        Sambungnya, jika rumah makan tidak diijinkan untuk berjualan maka dikhawatirkan akan menghancurkan negara. Karena rumah makan ini pemegang peran penting ekonomi rakyat dan negara. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: