Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kena Hantam Corona, Travel Umrah Terpaksa Banting Setir

        Kena Hantam Corona, Travel Umrah Terpaksa Banting Setir Kredit Foto: Bank Muamalat Indonesia
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Ramadan harusnya jadi waktu tepat untuk perusahaan perjalanan umroh dan haji memperoleh pendapatan tinggi. Namun, COVID-19 menghantam dan membuat banyak travel umrah banting setir.

        “Puncak-puncaknya panen (jasa perjalanan umrah) itu Ramadan sama Desember. Jadi, dampaknya (Corona) ini sangat luar biasa,” kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jawa Timur, Bali dan Nusra, M Sufyan Arif pada Kamis malam (30/4/2020).

        Sufyan mengungkapkan, di masa normal sebelum ada corona, para agen jasa perjalanan biasanya kebanjiran jemaah umrah di awal dan akhir Ramadan. Banyak muslim di Indonesia yang ingin menjalankan ibadah Ramadan di Tanah Suci. Apalagi di sepuluh hari terakhir Ramadan yang dalam ajaran Islam diyakini sebagai malam penuh keutamaan dan waktu turunnya Lailatul Qadar.

        Baca Juga: Astaghfirullah, Lagi Ramadan Tapi Israel Luncurkan Serangan Lagi ke Suriah Bagian . . . .

        “Kalau Ramadan itu (peningkatan jumlah jemaah umrah) 60 persen dari hari-hari normal. Yang ramai biasanya Ramadan awal dan Ramadan akhir. Kalau akhir itu, kalau tahun-tahun kemarin, memang biasanya program panjang, 16 hari ke atas,” ujar Sufyan.

        Bukan hanya jumlah jemaah yang melonjak, harga jasa perjalanan umrah di bulan Ramadan biasanya juga naik hampir dua kali lipat dibandingkan hari-hari normal. Jika di hari normal, biaya perjalanan umrah yang dipatok travel Antara Rp19 juta hingga Rp23 juta. Tapi pada bulan Ramadan sekitar Rp30 jutaan untuk awal Ramadan sekitar Rp35 juta sampai Rp46 juta.

        “Harga (biaya perjalanan umrah)-nya (di bulan Ramadan) hampir sama dengan harga (biaya perjalanan) haji, malah lebih mahal dari harga haji reguler. Nah, dari situ kan sudah bisa kelihatan kalau kita menghitung dari rupiah, sudah banyak perputaran uang,” ujar Sufyan.

        Namun, sejak Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan larangan warga negara asing berkunjung untuk umrah, termasuk dari Indonesia, pada Maret lalu, perusahaan jasa perjalanan umrah dan haji di Indonesia terpukul, termasuk travel anggota Amphuri Jatim. “Tapi teman-teman (travel) banyak menyiasati dengan banting setir, ada yang jual kurma, jual APD (alat pelindung diri), masker, beras, macam-macam lah,” kata Sufyan.

        Karena itu, Amphuri berharap kondisi pandemi Corona segera teratasi dan berakhir. Sufyan optimistis kondisi segera pulih dan perjalanan Arab Saudi membuka pintu kembali kunjungan warga asing untuk beribadah umrah dan haji ke Tanah Suci. “Kalau haji tahun ini kami optimistis bisa dilaksanakan,” ujar Sufyan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: