Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        10 Pengusaha Medis Dunia yang Ketiban Miliaran Cuan di Tengah Pandemi Corona

        10 Pengusaha Medis Dunia yang Ketiban Miliaran Cuan di Tengah Pandemi Corona Kredit Foto: Twitter/LetsTalkSG
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Usai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi, pasar saham langsung ambruk di seluruh dunia dari berbagai sektor. Namun, satu sektor yang tidak terkena dampak dan malah semakin moncer adalah para pengusaha medis di bidang kesehatan.

        Terutama bagi mereka-mereka yang tengah memfokuskan perusahaannya dalam pencarian vaksin virus corona ini. Hasilnya 9 miliarder dari kalangan medis ini semakin kaya raya! Siapa saja mereka? Sebagaimana dilansir dari Forbes di Jakarta, Rabu (13/5/2020) simak ulasannya:

        Baca Juga: Vaksin Corona Antar Jadi Miliarder Dunia, Kekayaan Pria Ini Melonjak hingga 109 Persen!

        1. Li Xiting

        Pria berkebangsaan Singapura ini tercatat mengalami kelonjakan kekayaan sebesar 1% berkat perusahaan perangkat medis yang berbasis di Shenzhen bernama Mindray Medical International. Kekayaan bersihnya pun tercatat menjadi USD 12,6 miliar.

        2. Andreas dan Thomas Struengmann

        Pria kembar berkebangsaan Jerman ini juga mengalami lonjakan kekayaan sebesar 11% menjadi USD 6,9 miliar melalui perusahaannya yakni Biontech.

        Mereka pertama kali menjadi kaya raya berkat menjual obat generik mereka Hexal ke Novartis dengan harga sekitar USD 7 miliar pada tahun 2005. BioNTech bermitra dengan Pfizer PFE dan Fosun Pharmaceuticals dalam vaksin COVID-19.

        3. George Yancopoulos dan Leonard Schleifer

        Melalui perusahaan Regeneron Pharmaceuticals, George Yancopoulos dan Leonard Schleifer turut merasakan cuan mereka bertambah berkat memulai uji klinis sarilumab obat rheumatoid arthritis pada pasien COVID-19 di New York, dalam kemitraan dengan perusahaan Prancis Sanofi.

        Kekayaan George bertambah 14% menjadi USD 1,2 miliar, sementara Leonard bertambah 11% menjadi USD 2,2 miliar.

        4. Maja Oeri

        Maja Oeri adalah keturunan Fritz Hoffmann-La Roche, yang mendirikan tarma farmasi Swiss Roche pada tahun 1896. Dia memiliki sekitar 5% saham perusahaan, setelah menarik sahamnya keluar dari kolam keluarga pada tahun 2011.

        Semenjak Roche mengumumkan pada 19 Maret sedang memulai uji klinis fase tiga dari obat radang sendi tocilizumab sebagai pengobatan untuk pasien COVID-19 di AS, kekayaan Maja Oeri meningkat 10% menjadi USD 3,2 miliar.

        5. Alain Mérieux

        Mérieux mendirikan BioMérieux pada tahun 1963 sebagai cabang pengujian diagnostik dari Institut Mérieux, sebuah konglomerat medis yang didirikan oleh kakek Mérieux, Marcel, pada tahun 1897 di Prancis. Berkat test kit buatannya, kekayaan Mérieux naik 25% menjadi USD 7,6 miliar.

        6. Seo Jung Jin

        Seo salah satu pendiri perusahaan biofarma Celltrion yang berbasis di Seoul pada tahun 2002 dan mempublikasikannya pada tahun 2008. Perusahaan telah bekerja keras pada kedua alat pengujian dan pengobatan potensial untuk COVID-19, dengan uji coba manusia terhadap pengobatan antivirus yang diharapkan akan dimulai pada yang ketiga kuartal 2020. Kekayaan Seo pun meningkat 22% menjadi USD 8,4 miliar.

        7. Gustavo Denegri

        Denegri dilatih sebagai ahli kimia dan sekarang memiliki 45% saham di perusahaan biotek Italia DiaSorin. Berkat alat tes diagnostik berbasis swab dan alat tes darah antibodi untuk COVID-19 kekayaannya meningkat 32% menjadi USD 4,5 miliar.

        8. Stephane Bancel

        Bancel telah menjadi CEO Moderna Therapeutics yang berbasis di Cambridge, Massachusetts sejak 2011. Baru-baru ini Bancel memperoleh hibah hingga USD 483 juta dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS untuk mempercepat pengembangan vaksin COVID-19-nya. Pria berdarah Prancis ini kekayaannya meningkat 109% menjadi USD 1,5 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: