Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diawasi Ketat Sama Amerika, Telegram Pilih Setop Jual Mata Uang Kripto Gram, Padahal Laris

        Diawasi Ketat Sama Amerika, Telegram Pilih Setop Jual Mata Uang Kripto Gram, Padahal Laris Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Setelah bertahun-tahun berdebat dengan Komisi Sekuritas dan Pertukaran (SEC), Telegram akhirnya menghentikan operasional unit bisnis mata uang kriptonya, Telegram Open Network (TON).

        TON merupakan platform blockchain yang dirancang untuk menawarkan mata uang kripto kepada siapapun yang memiliki ponsel pintar, mirip dengan konsep proyek Libra Facebook.

        "Keterlibatan aktif Telegram dalam layanan TON telah berakhir. Jangan lagi mempercayakan uang Anda kepada mereka," tulis Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, dikutip dari The Verge, Rabu (13/5/2020).

        Baca Juga: Soal Mata Uang Kripto China, Analis: Yuan Digital Bakal Geser Dominasi Dolar!!

        Baca Juga: Corona Tak Ganggu Halving Day Bitcoin, Pendapatan Perusahaan Ini Malah Meroket 70%!

        Pada Oktober 2019, SEC memerintahkan Telegram menghentikan penjualan mata uang kriptonya yang bernama Gram, setelah gagal mendaftarkan penjualan awal senilai 1,7 miliar dolar sebelum jaringan diresmikan.

        Durov menentang hal itu dan berujar, "pengadilan Amerika seharusnya tak berhak menghentikan penjualan mata uang kripto di luar perbatasan AS."

        Namun pada akhirnya, Durov sendiri yang mengumumkan berhentinya layanan penjualan mata uang digital Gram itu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: