Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        ISPI: Percepatan Tanam Kementan Langkah Tepat Penuhi Kebutuhan Nasional

        ISPI: Percepatan Tanam Kementan Langkah Tepat Penuhi Kebutuhan Nasional Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Ali Agus mendukung percepatan gerakan tanam padi dan jagung serentak yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam mengantisipasi krisis pangan dan pakan ternak pada musim kemarau.

        Menurutnya, gagasan tersebut merupakan gagasan yang cerdas, sekaligis langkah yang tepat dalam memenuhi kebutuhan nasional.

        "Dalam kondisi seperti sekarang ini memang kita harus segera bergerak cepat. Untuk itu dibutuhkan sosok yang cerdas. Langkah yang diambil Mentan saya kira sangat bagus sekali karena bisa memanfaatkan sisa hujan di Mei ini," ujar Ali saat dihubungi, Minggu (17/5/2020).

        Baca Juga: BPPSDMP Lakukan Pengawalan Dukung Ketahanan Pangan di Serang

        Menurut Ali, gerakan tanam serentak dinilai mampu memperbaiki lahan sawah yang terbengkalai menjadi lahan yang subur, terutama sebelum datangnya musim kemarau. Percepatan ini juga memudahkan para petani karena tanah garapan cenderung lembek sebelum akhirnya mengeras.

        "Petani juga merasa dipermudah karena jika mereka mulai menanam sekarang insyaallah tiga bulan sudah panen lagi. Saya berharap gerakan ini bisa meningkatkan ketersediaan pangan kita, syukur jika berhasil bisa melebihi," katanya.

        Meski demikian, kata Ali, para petani perlu mendapat bantuan dan pengawalan serius dalam melaksanakan semua kegiatan tanam serentak. Dalam posisi ini, Ali menilai peran para penyuluh dibutuhkan mengingat Indonesia sendiri sedang terjangkit pandemi corona.

        "Mereka (penyuluh) bisa memberi tahu pentingnya pakai masker atau sosial distancing. Dukungan lainya juga perlu untuk memudahkan komunikasi. Misalnya melalui radio jarak jauh, handpone, dan alat lainya. Yang jelas kita harus mengawal para petani," terangnya.

        Sebagai informasi, pada 2020 secara nasional pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta hektare. Luasan itu berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Untuk jagung, ditargetkan seluas 4,49 juta hektare, berpotensi menghasilkan 24,17 juta ton pipilan kering.

        Mengenai hal ini, Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir mengapresiasi langkah Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi pangan melalui gerakan tanam serentak di seluruh Indonesia.

        "Langkah yang bagus sekali karena kita mengejar musim kemarau mulai akhir Mei nanti. Jadi kita harus manfaatkan sisa-sisa musim hujan ini karena musim kemarau mendatang diprediksi akan panjang dan panas," katanya.

        Winarno mengatakan, gerakan tanam harus menjadi momentum tepat untuk menumbuhkan produksi pangan nasional. Apalagi, kata dia, badan pangan dunia, FAO sudah memberi sinyal terkait kemungkinan adanya krisis pangan yang melanda seluruh dunia.

        "Gerakan ini harus menjadi jawaban sekaligus solusi konkrit dalam menghadapi krisis pangan yang melanda dunia, serta mampu menambah jaminan kesejahteraan para petani ketika menghadapi panen raya," katanya.

        Sementata itu, Ketua Dewan Jagung Nasional, Tony J Kristianto berharap gerakan ini mampu menjadi hitungan yang matang bagi pemerintah dalam memberi banyak bantuan kepada petani. Dengan begitu, petani akan mendapatkan hasil panen yang lebih baik.

        "Yang jelas harus ada peningkatan mutu benih agar provitasnya terus meningkat. Terpenting, bantu mereka (petani) dengan benih yang bermutu dalam jumlah yang cukup. Berikan juga pupuk yang tepat dan cocok bagi tanaman yang akan ditanam di musim kemarau," katanya.

        Pengamat pangan sekaligus Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya Sujarwo meminta agar pemerintah melakukan analisa terhadap semua kebutuhan pasar agar komoditas padi dan jagung tetap dalam kondisi normal.

        "Gerakan ini sangat positif karena membangun pertanian secara masif, dan juga termasuk dari penguatan ketahanan pangan selama enam bulan ke depan. Makanya harus dianalisa seberapa besar kebutuhan dan penyerapan supaya tidak terjadi gejolak harga di pasaran. Jadi Gerakan ini akan berjalan baik jika ada design yang baik juga untuk menguatkan cadangan pangan masyarakat dan pemerintah," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: