Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ada 63 Negara Dukung Investigasi Asal-Usul Virus Corona, Indonesia Rupanya Ambil Bagian

        Ada 63 Negara Dukung Investigasi Asal-Usul Virus Corona, Indonesia Rupanya Ambil Bagian Kredit Foto: Antara/Moch Asim
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia menjadi bagian dari 63 negara di dunia yang mendukung seruan penyelidikan independen tentang asal-usul pandemi virus corona baru penyebab penyakit Covid-19. Virus ini terdeteksi pertama kali di Wuhan, China, pada Desember 2019.

        Seruan ini datang dari Australia. Surat kabar The Australian telah memperoleh rancangan resolusi untuk diajukan ke Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) pada Selasa (19/5/2020) yang didukung oleh negara-negara utama termasuk India, Jepang, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Indonesia, Rusia, Meksiko, Brasil, dan 27 negara anggota Uni Eropa.

        Baca Juga: Indonesia Catatkan Penambahan Kasus Covid-19 Tertinggi

        "Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Ghebreyesus agar memulai pada saat yang tepat, paling awal ... proses bertahap evaluasi yang tidak memihak, independen dan komprehensif dari respons internasional terhadap pandemi, tindakan WHO dan jadwal wabahnya," bunyi sebagian rancangan resolusi tersebut.

        Kantor Perdana Menteri Selandia Jacinda Ardern melalui juru bicaranya mengatakan kepada New Zealand Herald bahwa Direktur Jenderal Kesehatan Dr Ashley Bloomfield akan mewakili kepentingan Selandia Baru besok.

        "Posisi Selandia Baru adalah untuk penyelidikan independen terhadap respons global terhadap pandemi Covid-19, termasuk asal dan perkembangan pandemi, karena selalu ada hal-hal yang dapat kita pelajari untuk meningkatkan respons kolektif kita terhadap kesehatan global," katanya.

        "Juga, minggu lalu Selandia Baru bergabung dengan sejumlah negara dalam menyatakan dukungan untuk partisipasi Taiwan sebagai pengamat di Majelis Kesehatan Dunia pada 18-19 Mei. Kami telah lama menekankan dalam keterlibatan kami dengan Organisasi Kesehatan Dunia tentang pentingnya inklusivitas dan non-politisasi dalam masalah kesehatan global," paparnya.

        The Australian melaporkan bahwa dukungan internasional akan membuat marah China, yang sebelumnya telah mengancam Australia dengan boikot konsumen China atas pengejaran penyelidikan oleh pemerintah Perdana Menteri Scott Morrison.

        Majelis Kesehatan Dunia, meski ada pembatasan perjalanan terkait Covid-19, dijadwalkan mengadakan pertemuan pada Senin (18/5/2020) dan Selasa (19/5/2020). Majelis akan fokus pada virus corona baru. Mosi ini akan diajukan pada Selasa pagi.

        Menurut The Australian, dugaan lambannya WHO dalam menanggapi pandemi Covid-19 juga akan jadi bagian dari pembahasan Majelis Kesehatan Dunia. China sendiri menuai pujian WHO atas tanggapannya terhadap pandemi Covid-19 meskipun Beijing dianggap menyembunyikan virus selama minggu-minggu awal dan menghukum dokter pelapor atau whistleblower.

        Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo sebelumnya mendesak semua negara untuk bergabung dengan seruan Australia untuk menuntut jawaban atas asal-usul Covid-19.

        Daftar lengkap negara yang mendukung rancangan resolusi penyelidikan asal-usul Covid-19 sebagai berikut:

        1. Albania

        2. Australia

        3. Bangladesh

        4. Belarus

        5. Bhutan

        6. Botswana

        7. Brasil

        8. Kanada

        9. Chile

        10. Kolombia

        11. El Salvador

        12. Guatemala

        13. Islandia

        14. India

        15. Indonesia

        16. Jepang

        17. Meksiko

        18. Monako

        19. Montenegro

        20. Mozambik

        21. Selandia Baru

        23. Macedonia Utara

        24. Norwegia

        25. Paraguay

        26. Peru

        27. Korea Selatan

        28. Moldova

        29. Federasi Rusia

        30. San Marino

        31. Sierra Leone

        32. Afrika Selatan

        33. Uni Eropa (27 negara)

        34. Turki

        35. Ukraina

        36. Inggris

        37. Zambia

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: