Taiwan Tak Bisa Kabulkan Permintaan China 'One Country, Two Systems'
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mengatakan Taipei tidak dapat menerima menjadi bagian dari China di bawah tawaran otonomi "satu negara, dua sistem". Dia menyerukan adanya pembicaraan agar kedua belah pihak dapat hidup berdampingan.
China menggunakan kebijakan "satu negara, dua sistem", yang seharusnya menjamin tingkat otonomi yang tinggi, untuk memerintah Hong Kong, yang kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997.
Baca Juga: Taiwan Gak Bisa Jadi Negara Sendiri saat Ikuti Pertemuan WHO Karena Harus...
Dalam pidatonya setelah dilantik untuk masa jabatan keduanya sebagai Presiden Taiwan, Tsai mengatakan hubungan antara Taiwan dan China telah mencapai titik balik historis.
"Kedua belah pihak memiliki kewajiban untuk menemukan cara untuk hidup berdampingan dalam jangka panjang dan mencegah intensifikasi antagonisme dan perbedaan," katanya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (20/5/2020).
"Di sini, saya ingin mengulangi kata-kata perdamaian, paritas, demokrasi, dan dialog. Kami tidak akan menerima penggunaan satu negara, dua sistem Beijing untuk menurunkan peringkat Taiwan dan merusak status quo lintas-selat. Kami berdiri dengan prinsip ini," sambungnya.
Tsai menambahkan bahwa Taiwan adalah negara merdeka yang memiliki nama resmi Republik China dan tidak ingin menjadi bagian dari Republik Rakyat China yang diperintah oleh Beijing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: