Lagi, WHO Ingatkan Negara-negara di Dunia Kalau Penularan Virus Corona Masih Tinggi
Di saat banyak negara mulai melonggarkan aturan terkait COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan gelombang pertama penyebaran virus corona ini sebenarnya terus meningkat, dengan Brasil saat ini menjadi salah satu yang paling parah.
Gelombang Pertama COVID-19 antara lain Saudi Arabia membuka lagi masjid untuk Salat Jumat, Spanyol menyatakan masa berkabung nasional selama 10 hari, dan Presiden Putin mengatakan Rusia sudah melewati masa puncak pandemi.
Baca Juga: WHO Nyatakan Benua Amerika Episentrum Baru Pandemi Corona, Kenapa?
"Kita sebenarnya masih dalam taraf dimana penyakit ini terus meningkat penyebarannya," kata Dr Mike Ryan, direktur eksekutif WHO di Jenewa.
"Sekarang ini kita tidak berada di gelombang kedua. Kita tengah berada di tengah gelombang pertama di seluruh dunia."
Dr Ryan secara khusus menyebut negara Brasil, yang meski kasus terus meningkat, Presiden Jair Bolsonaro sudah dengan semangat berbicara mengenai pembukaan kembali negaranya.
Saat ini kasus positif COVID-19 di Brasil mencapai hampir 375 ribu, kedua terbesar setelah Amerika Serikat dengan 1,6 juta kasus dan tingkat kematian sekitar 23 ribu, namun angka kematian sebenarnya di sana lebih tinggi lagi.
Dr Ryan memperingatkan pihak berwenang di tiap-tiap negara harus terlebih dahulu memiliki alat tes yang cukup guna mencegah penyebaran virus.
Dalam kasus Brasil, Dr Ryan mengatakan tingginya angka penularan berarti larangan bepergian ke luar rumah masih harus diterapkan di sana, tanpa memikirkan dampak ekonomi yang ada saat ini.
Virus corona sekarang sudah menjangkiti hampir 5,5 juta orang di seluruh dunia, menewaskan 346 ribu orang, menurut penghitungan oleh Johns Hopkins University.
Para pakar mengatakan jumlah tersebut merupakan angka dasar, dengan angka sebenarnya jauh lebih tinggi karena banyak negara tidak bisa dapat menghitungnya secara akurat.
Saudi izinkan mesjid dibuka untuk Jumatan
Kerajaan Arab Saudi sekarang akan mengizinkan mesjid dibuka untuk shalat Jumatan dan mulai melonggarkan pembatasan gerak warga.
Mesjid akan dibuka 20 menit sebelum shalat Jumat dimulai, dan ditutup 20 menit setelah selesai, demikian pertanyaan Televisi Nasional milik Arab Saudi di Twitter, mengutip Kementerian Urusan Agama.
Pembatasan akan dilonggarkan dalam tiga tahap, sebelum aturannya dicabut sepenuhnya mulai tanggal 21 Juni, kecuali untuk kota Mekkah.
Perjalanan haji dan umrah, yang setiap tahunnya dilakukan oleh jutaan orang dari seluruh dunia tetap dihentikan sampai waktu yang belum diketahui.
Putin: Rusia sudah melewati masa puncak
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya sudah melewati masa puncak virus corona dengan 8.900 kasus baru dilaporkan terjadi selama 24 jam terakhir, sehingga keseluruhan kasus virus corona telah mencapai 360 ribu, ketiga terbanyak di dunia.
Angka ini lebih rendah dari kenaikan tertinggi sebanyak 11.700 kasus yang tercatat 11 Mei lalu.
Walau angka penularan dari hari ke hari menurun, jumlah kematian mengalami kenaikan dengan total yang meninggal adalah 3.807 orang.
"Menurut para pakar, masa puncak sudah dilewati," kata Presiden Putin kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam lewat video hari Selasa.
Presiden Putin memerintahkan Menteri Shoigu untuk memulai persiapan bagi parade "Victory Day" di Rusia yang akan dilangsungkan bulan depan, setelah ditunda dari jadwal semula tanggal 9 Mei.
"Victory Day" dianggap sebagai hari kemenangan, setelah Nazi Jerman takluk semasa Perang Dunia kedua dan menandatangani penyerahan diri tanggal 8 Mei tahun 1945 kepada pihak Sekutu.
Di Rusia hari tersebut diperingati tanggal 9 Mei, karena karena perbedaan waktu saat penandatanganan terjadi.
Relatif rendahnya tingkat kematian di Rusia menimbulkan keraguan banyak pakar Rusia.
Mereka mencurigai pihak berwenang telah memanipulasi statistik dan sengaja menekan laporan jumlah kematian demi kepentingan politik.
Para pejabat Rusia dengan keras membantah tuduhan tersebut dan mengatakan rendahnya angka kematian disebabkan karena tindakan yang efektif untuk menghentikan wabah.
Namun para petugas kesehatan mengatakan mereka memiliki bukti penyembunyian laporan mengenai kematian kolega mereka.
Selasa kemarin (26/5/2020), seorang pejabat kesehatan Rusia mengatakan 101 petugas medis meninggal karena virus corona, menurut data dari pihak berwenang di berbagai kawasan.
Namun petugas kesehatan mengatakan angka sebenarnya paling tidak tiga kali lebih tinggi, yang daftarnya sudah beredar di online dikumpulkan oleh para sejawat yang mengatakan lebih dari 300 orang meninggal.
Jumlah kematian di New York turun
Di Amerika Serikat, Gubernur negara bagian New York mengatakan sudah waktunya untuk memfokuskan diri membangkitkan kembali perekonomian New York, setelah angka kematian terus menurun selama beberapa minggu terakhir.
Setelah membunyikan lonceng sebagai tanda pembuka Bursa Saham Wall Street, Gubernur dari Partai Demokrat tersebut menjelaskan sejumlah rencana, termasuk mempercepat proyek infrastruktur besar dan mengatasi penyebaran kasus baru di kawasan pemukiman yang paling parah tertular.
Angka mereka yang harus dirawat di rumah sakit terus menurun, dengan sekitar 200 kasus baru setiap hari.
Jumlah kematian yang dilaporkan hari senin adalah 73 orang, angka terendah sejak akhir Maret lalu.
Spanyol berlakukan masa berkabung
Sementara itu di Madrid, Pemerintah Spanyol sudah menyatakan hari berkabung nasional selama 10 hari mulai hari Rabu (27/5/2020) untuk menghormati lebih dari 30 ribu orang yang sudah meninggal karena virus corona.
Selama masa berkabung bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang di seluruh gedung pemerintah dan kapal angkatan laut.
Masa berkabung akan diakhiri dengan perayaan resmi oleh kepala negara guna mengingat 26.834 korban meninggal.
Spanyol melaporkan keseluruhan ada 235.400 kasus positif di sana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto