Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Era New Normal, Ridwan Kamil: Jangan Diartikan Relaksasi atau Pelonggaran

        Era New Normal, Ridwan Kamil: Jangan Diartikan Relaksasi atau Pelonggaran Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi -

        Provinsi Jawa Barat masuk dalam pelaksanaan new normal sesuai analisis dan keputusan pemerintah pusat.

        Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa Jabar siap masuk dalam penerapan era new normal tersebut.

        "New normal ini jadi istilahnya bukan pelonggaran, bukan relaksasi. Istilahnya jadi adaptasi terhadap situasi yang baru. Nah, apa yang diadaptasi? Pelan-pelan bertahap kegiatan ekonomi akan dibuka tapi dengan cara baru," jelas Emil di Jabar, belum lama ini.

        Ridwan Kamil menjelaskan bahwa penerapan new normal memiliki protokol. Ditegaskan, siapapun yang melanggar protokol tersebut akan mendapatkan sanksi.

        "Ini sedang kami siapkan. Pertama, semua toko atau ekonomi harus bikin surat pernyataan bahwa dia siap mematuhi protokol baru di new normal, lalu siap diberi sanksi kalau melanggar," jelasnya.

        Dikatakan bahwa dalam new normal ini, intinya hanya terbagi dalam tiga kelompok. Adapun, untuk sosialisasi serta penindakan agar mendisiplinkan masyarakat akan dikawal oleh TNI dan Polri.

        "Kelompoknya yakni menjaga jarak, harus higienis memakai masker, dan cuci tangan keluar masuk dari sebuah tempat," paparnya.

        Untuk penerapan di Jabar, RK sudah meminta kepada Pangdam dan Kapolda untuk melakukan simulasi-simulasi di pasar tradisional. Untuk ibadah shalat di masjid, pihaknya bakal koordinasikan juga bersama Majelis Ulama Indonesia MUI dan Gugus Tugas Covid-19 Jabar.

        "Mungkin pasar tradisional bisa dilakukan simulasinya. Misalkan kemudian di toko dan di mana, nanti protokol ini masih dibahas seperti apa baiknya," jelasnya.

        Dalam penerapan era new normal ini, hal-hal yang menjadi normalitas baru itulah yang akan dilakukan di daerah-daerah. Untuk sekolah, Kang Emil menjelaskan simulasi di sekolah misalnya dengan 36 murid.

        "Seperti normalitas kegiatan peribadatan, kegiatan sosial, dan yang paling berat sedang kita siapkan adalah sekolah. Nah, itu belum bisa kami umumkan tapi kami lakukan persiapan untuk pesantren dan sekolah," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: