Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Isu Ras Jadi Senjata Joe Biden Benamkan Trump

        Isu Ras Jadi Senjata Joe Biden Benamkan Trump Kredit Foto: FoxNews
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kerusuhan berlatarbelakang isu ras yang terjadi di Amerika Serikat (AS) disebut bakal berpengaruh terhadap peta politik Negara Paman Sam tersebut.

        "Ini akan mempengaruhi pemilu di AS, sekarang ini politik di AS akan masuk ke situasi yang yg sangat sengit, antara Presiden Trump dengan calon presiden demokrat Joe Bidden," kata Mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Dino Patti Djalal dalam Special Report di iNews TV, Senin (1/6/2020).

        Dia menjelaskan, virus corona atau Covid-19 menjadi hal yang sangat menggoyahkan pemerintahan AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump secara signifikan.

        Baca Juga: Tuding Aktivis Sayap Kiri Jadi Dalang Kerusuhan di AS, Trump Ancam Lakukan Hal Ini

        Hal ini, lanjut dia, akibat jumlah lapangan kerja yang hilang dalam 2 bulan terakhir. Dino menyebutkan, angka lapangan kerja yang hilang tersebut sama seperti yang diciptakan dalam periode 10-15 tahun terakhir.

        "Lapangan kerja merupakan ukuran dari kualitas calon presiden berikutnya. Ini akan menjadi isu politik," jelas dia.

        Ditambah lagi dengan isu ras yang menjadi latar belakang kerusuhan di AS. "Trump akan membuktikan dia bisa mengalahkan semua keonaran itu. Ini janji politiknya waktu 2017," sebut dia.

        Hal ini, kata dia, akan menjadi senjata bagi Joe Bidden. "Joe Bidden akan memproyeksi ini sebagai isu rasialisme yang dipupuk Presiden Trump dan kebijakan politiknya," ungkap dia.

        Baca Juga: Aksi Protes George Floyd Memanas, Trump Sempat Diungsikan ke Bunker

        Aksi demonstrasi di Amerika Serikat (AS) terjadi paling tidak di 30 negara bagian. Protes besar-besaran yang berujung pada kerusuhan ini dipicu meninggalnya George Floyd, seorang warga Amerika Serikat (AS) berkulit hitam yang tewas setelah ditindih polisi pada Senin 25 Mei 2020.

        Para pendemo menuntut empat orang polisi yang terlibat dalam kejadian tersebut mendapatkan hukuman yang setimpal.

        Satu mantan polisi yang tertangkap kamera menindih leher George Floyd dituntut dengan pembunuhan tingkat 3 dan 2. Tetapi, para pendemo tampaknya tidak puas dengan hal tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: