Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPPSDMP Gandeng Polbangtan Yoma Adakan Inovasi Pangan

        BPPSDMP Gandeng Polbangtan Yoma Adakan Inovasi Pangan Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan berbagai upaya untuk tetap menjamin ketahanan atau ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

        Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengungkapkan, salah satu upaya tersebut adalah melakukan kerja sama dengan pemda serta dengan pihak lain, seperti berbagai startup, untuk mendekatkan petani sebagai produsen dengan masyarakat sebagai konsumen.

        Kemudian Kementan juga memastikan distribusi pangan di tengah pandemi Covid-19 tetap berjalan dengan lancar.

        Baca Juga: Gandeng ACIAR, BPPSDM Berbagi Pengalaman Penyediaan Stok Pangan saat Pandemi

        Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berpesan untuk petani di seluruh Indonesia bahwa, "Sebesar apa pun kesulitan saat ini, kesuksesan pasti kau dapatkan bila kau berdoa, bekerja terus berjuang dan terus berjuang." Sehingga diharapkan semua tetap bekerja sama dan sama-sama bekerja dalam melawan pandemi Covid-19 dan menyediakan pangan lokal.

        Dedi mengungkapkan, "Paradigma pertanian dulu tanam-petik-jual, sekarang setelah petik harus diolah dulu (pascapanen atau pengolahan pascapanen), harus diproses terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai jual. Misalnya jika bergerak di bidang padi, jangan jual gabah tetapi harus digiling dulu, dijemur dulu sehingga menjual beras dapat meningkatkan nilai jual dan keuntungan. Setelah diolah harus memikirkan packaging yang menarik dan bagus karena hal tersebut dapat meningkatkan nilai jual."

        Diversifikasi pangan adalah program yang dimaksudkan agar masyarakat tidak terpaku dengan satu jenis makanan pokok. Sehingga terdorong untuk mengonsumsi makanan pokok lainnya.

        Makan merupakan kebutuhan utama makhluk hidup terutama manusia. Berbagai macam suku bangsa di dunia memiliki makanan pokok yang beragam, seperti beras, kentang, singkong, gandum, jagung, dan umbi-umbian lainnya. Masyarakat Indonesia umumnya menggunakan nasi sebagai makanan pokok yang berasal dari beras.

        Upaya mendukung ketahanan pangan dan ketahanan diri di era pandemi Covid-19 adalah dengan diversifikasi pangan, mencari sumber makanan alternatif yang mengandung nutrisi tinggi, meningkatkan inovasi serta teknologi pangan.

        Sistem pangan memengaruhi kesehatan manusia secara langsung dan tidak langsung, dan saat ini lebih mendesak daripada sebelumnya, sistem pangan dapat digambarkan sebagai proses yang mengubah sumber daya alam dan buatan manusia menjadi makanan. Sistem pangan memiliki hubungan erat dengan kesehatan dan gizi manusia karena bergantung pada kesehatan lingkungan alam.

        Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin dan mengandung nutrisi tinggi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk membantu melawan virus sebagai pertahanan diri di tengan pandemi ini. Sebagai contoh beberapa manfaat dari vitamin:

        1. Ascorbic acid atau vitamin C mendukung fungsi kekebalan tubuh, memperbaiki semua jaringan tubuh, dan meredakan kerentanan saluran pernapasan bagian bawah terhadap infeksi. Terdapat di dalam buah kiwi dan brokoli.

        2. Vitamin A terdiri dari sekelompok senyawa yang larut dalam lemak termasuk retinol, asam retinoat, dan-karoten yang memainkan peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh dan diketahui dapat menurunkan kerentanan terhadap infeksi. Terdapat dalam wortel, bayam, dan kentang.

        3. Vitamin D dan E dapat meningkatkan resistensi kita terhadap Covid-19 karena penurunan kadar vitamin D dan E ternak dapat menyebabkan infeksi oleh bovine coronavirus.

        Karenanya, BPPSDMP menggandeng Polbangtan Yoma mengadakan inovasi pangan sehat dan bergizi.  Contoh inovasi pangan sehat dan bergizi adalah:

        1. Jamu, adalah istilah untuk obat tradisional dari Indonesia. Terbuat dari bahan alami berupa bagian tanaman, seperti rimpang (akar), daun, kulit kayu, dan buah. Jamu populer dibuat dari tanaman obat, seperti kunyit, jahe, dan temulawak. 

        2. Tanaman obat Indonesia lainnya. Indonesia kaya akan tanaman obat, catatan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah menunjukkan bahwa ada sekitar 30.000 dari 40.000 tanaman obat di dunia.

        Baca Juga: Galakkan Diversifikasi Pangan, Kementan Gandeng Dosen Polbangtan Gelar Penelitian Strategis

        Tanaman obat memainkan peran penting dalam kebutuhan perawatan kesehatan orang di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang. Contoh tanaman obat adalah daun dewa, sambiloto, pegagan, dan rosella.

        Keamanan pangan dalam krisis pandemi berkorelasi dengan kesehatan manusia. Penularan mungkin terjadi jika orang yang terinfeksi menyentuh makanan, dan tak lama kemudian, orang lain memegang makanan tersebut dan menyentuh mata atau selaput lendir mulut atau tenggorokannya.

        Penanganan keamanan pangan harus diikuti dengan mencuci tangan atau sanitasi yang luas untuk meminimalkan risiko terkena virus corona. FDA menyarankan sanitasi dan pembersihan permukaan adalah tindakan pencegahan yang lebih disukai untuk restoran makanan dan dapur dibandingkan dengan pengujian lingkungan untuk Covid-19. (NRT/VTR-Pusdiktan)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: