Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Alamak! 170 Negara Bakal Alami Kemiskinan Ekstrem Akibat Pandemi

        Alamak! 170 Negara Bakal Alami Kemiskinan Ekstrem Akibat Pandemi Kredit Foto: Reuters/Arnd Wiegmann
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan bahwa hingga akhir 2020 sebanyak 170 negara akan mengalami kemiskinan ekstrem dengan pendapatan per kapita yang lebih rendah. Lembaga pemberi pinjaman itu me­nyatakan kemerosotan ekonomi disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia.

        "Ini adalah kebalikan dari perkiraan IMF yang kami buat pada bulan Januari di mana kami memperkirakan 160 negara akan menyelesaikan tahun ini dengan ekonomi yang lebih besar dan pertumbuhan pendapatan per kapita yang positif. Tidak pernah dalam sejarah kita melihat pembalikan nasib yang luar biasa bagi begitu banyak orang. Kita tidak pernah mengalami krisis global yang benar-benar seperti yang kita hadapi sekarang," kata Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, pada Selasa (9/6/2020).

        Baca Juga: IMF Cairkan Pinjaman Darurat Corona Sekitar US$250 Miliar

        Kristalina pun menyambut positif proses pembukaan kembali atau sekitar 75% negara sekarang dibuka kembali. Ia menilai, saat ini merupakan waktu untuk berpikir dengan hati-hati tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

        "Kita harus memilih pemulihan seperti apa yang kita inginkan. Ada orang yang berbicara tentang membangun kembali dengan lebih baik. Namun, saya percaya kita harus berpikir tentang membangun maju bukan mundur. Membangun pemulihan yang difokuskan pada transformasi besar ketika kita muncul dari krisis luar biasa ini," tegasnnya.

        Sebelumnya, IMF telah mencairkan pinjaman hingga US$250 miliar kepada 66 negara yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19.

        "Kami memiliki US$1 triliun dalam kapasitas keuangan untuk membantu keanggotaan kami. Saat krisis ini terus berlangsung, kami telah mengerahkan sekitar US$250 miliar. Ini semua berbentuk fasilitas pinjaman IMF," kata Direktur Departemen Komunikasi IMF, Gerry Rice.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: