Takut Virus Corona Datang Tiba-tiba, Korea Utara Mati-matian Bangun Rumah Sakit Baru
Pemerintah Korea Utara dengan cepat membangun sebuah rumah sakit, di tengah pandemi virus corona COVID-19 di negara itu. Berdasarkan laporan media resmi pemerintah Korut, para pekerja kini sudah meletakkan hampir 90 persen beton untuk pembangunan Pyongyang General Hospital.
Pembangunan rumah sakit tersebut dimulai secara mendadak di tengah puncak pandemi Maret 2020 lalu, meskipun sebelumnya rezim Kim Jong-un masih membantah negaranya telah terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Kesal Suka Diintervensi, Rezim Kim Jong-un Ancam AS dengan Hal yang Tak Menyenangkan
Rumah sakit di daerah Pyongsong baru-baru ini menghadapi puluhan kematian di antara pasien dengan gejala COVID-19. Semua rumah sakit yang terkena dampak berspesialisasi dalam mengobati tuberkolosis dan hepatisis, dan kini mulai menyalahkan virus corona atas meningkatnya angka kematian.
Selain itu, para pekerja rumah sakit juga diduga telah diancam untuk menutup mulut dan tidak menyebarkan rumor tentang pandemi ini. Namun lantaran banyak pasien yang memeriksakan diri mereka sendiri, banyak pemimpin rumah sakit ketakutan bahwa penyakit itu dapat menyebar lebih luas di Korea Utara.
"Sekelompok pasien bahkan ada yang meninggalkan rumah sakit karena takut mereka bisa mati jika mereka tinggal di sana lebih kama. Otoritas lokal dan manajemen rumah sakit pun sangat terkejut," kata seorang sumber, dilansir The Sun.
Propaganda pemerintah memberi alasan lain untuk pembangunan rumah sakit yang cepat di Pyongyang.
"Semua pekerja mempercepat pembangunan dengan membakar kebencian dan kemarahan terhadap musuh," tulis surat kabar Rodong Sinmun.
Laporan lain dari minggu lalu, mengatakan pekerja berada dalam "mode pertempuran", secara bersamaan membangun bangsal rawat inap dan rawat jalan, serta menyelesaikan konstruksi kerangka.
Gambar dari situs konstruksi menunjukkan bahwa salah satu dari dua menara yang membentuk sebagian besar bangunan sudah berdiri, sementara yang lain baru dibangun sekitar 50 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: