Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waduh! Pakar Kesehatan Bilang Bersepeda Ramai-ramai di Masa Pandemi Gak Dianjurkan, Lho!

        Waduh! Pakar Kesehatan Bilang Bersepeda Ramai-ramai di Masa Pandemi Gak Dianjurkan, Lho! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Minat bersepeda saat pandemi COVID-19 semakin meningkat. Hal itu setidaknya terlihat dari semakin banyaknya masyarakat yang meluangkan waktu untuk berolahraga sepeda dalam Car Free Day (CFD) di Jakarta, Minggu (21/6/2020) kemarin.

        Banyaknya masyarakat yang memanfaatkan momen CFD untuk bersepeda bahkan sempat membuat suasana jalan di pusat ibu kota tampak sangat ramai. Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, selama pandemi COVID-19 masyarakat dianjurkan untuk menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak minimal 1 meter untuk memutus rantai penularan virus corona baru.

        Baca Juga: Mau Berolahraga Aman di Era New Normal? Ini Tips yang Perlu Diperhatikan

        Lantas, seberapa amankah bersepeda di luar rumah?

        Spesialis Kedokteran Olahraga dr. Andi Kurniawan, Sp.KO menjelaskan, bersepeda selama pandemi COVID-19 baik dilakukan untuk menjaga kesehatan. Namun, olahraga di tempat umum dan berkelompok hingga saat ini belum direkomendasikan karena berisiko tinggi menjadi sumber penularan COVID-19.

        "Car Free Day terus bareng-bareng, group cycling segala macam, ketika kita ikut grup sepeda, pleton, saat ini masih belum direkomendasikan. Yang direkomendasikan adalah sepedaan sendiri di rumah atau sepeda keluar tapi sendiri dengan tetap memakai proteksi. Atau, bersama anggota keluarga saja," papar dr. Andi, Senin (22/6/2020).

        Bersepeda secara berkelompok dan di tempat umum seperti dalam CFD di Jakarta kemarin, kemungkinan besar membuat masyarakat mengabaikan physical distancing dengan orang lain. Karena itu, dr. Andi menyarankan kita untuk berolahraga bersama anggota keluarga yang diketahui pasti kondisi kesehatannya.

        "Karena saat pandemi yang bisa kita percaya itu anggota keluarga yang bebas dari corona. Tapi orang lain, anggota komunitas, itu ibaratnya masih jangan terlalu percaya. Kita nggak tahu kesehatan mereka seperti apa. Iya (bersepeda) membuat happy, tapi jangan bersepeda sambil foto-foto, kumpul-kumpul di kafe segala macam. Berarti physical distancing-nya gagal," kata dr. Andi.

        Pada dasarnya bersepeda merupakan olahraga yang memungkinkan untuk kita menjaga jarak aman dengan orang lain dibandingkan olahraga lari ataupun jalan cepat. Namun, manfaat itu akan hilang jika masyarakat melupakan bahwa saat ini Indonesia masih dalam masa pandemi COVID-19.

        "Daripada lari dan jalan, agar kita menghindari orang, nggak berpapasan, dan jaga jarak, pakai sepeda itu lebih gampang bukan? Artinya keep your distance. Naik sepeda lebih mudah jaga jarak dengan orang lain. Tapi habis itu kumpul-kumpul, makan-makan, atau minum-minum di kafe, ya percuma," kata dokter yang berpraktik di Eminence Sports Medicine and Human Performance Centre itu

        "Oke bersepeda pada masa pandemi. Membeli sepeda, akhirnya memutuskan untuk berolahraga sepeda, it’s a good choice. Tapi, kalau melupakan saat ini masih pandemi COVID, nggak bagus. Jangan yang seperti itu," lanjutnya.

        Lebih lanjut dr. Andi menekankan agar jangan sampai tren bersepeda saat ini membuat masyarakat tertular atau menularkan COVID-19. Apalagi kasus ini di Indonesia masih terus bertambah. Sebab itu, penting untuk masyarakat pandai-pandai menjaga kesehatan saat berolahraga, seperti memilih rute atau tempat yang aman untuk bersepeda, menggunakan masker, dan menjaga jarak.

        "Jadi rute, protective equipment harus diperhatikan, jangan sampai kita tertular atau menulari COVID. Saya takut eforia ini, mau sehat di Car Free Day, malah gagal, tertular. Karena kita belum normal. New normal saja sebenernya kita belum. Saya agak khawatir para influencer sepeda yang posting di Instagram, sepeda bareng-bareng, kumpul-kumpul nggak pakai masker, pleton, justru malah meng-influence masyarakat," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: