Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Brasil Catat Ledakan Kasus Corona, Kursi Presiden Jair Bolsonaro Digoyang

        Brasil Catat Ledakan Kasus Corona, Kursi Presiden Jair Bolsonaro Digoyang Kredit Foto: Reuters/Amanda Perobelli
        Warta Ekonomi, Brasilia -

        Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lonjakan kasus Covid-19 terbesar di dunia dalam satu hari, pada Minggu (21/6/2020).

        Berdasarkan catatan WHO, kasus positif virus corona di seluruh dunia mencapai 183.020. Andil terbesar adalah Brasil yang melaporkan 54.771 kasus, Amerika Serikat dengan 36.617 kasus, serta India dengan 15.413 kasus.

        Baca Juga: Jokowi Berbangga: Indonesia Lebih Baik dari Amerika Serikat dan Brasil

        Secara keseluruhan, jumlah kasus positif Covid-19 sedunia mencapai 8,7 juta. Adapun jumlah kematian, menurut WHO, melampaui 461.000 orang.

        Dari total kematian akibat Covid-19, Brasil mencatat angka terbanyak kedua di dunia setelah AS.

        Pada Minggu (21/6/2020), Kementerian Kesehatan Brasil mengumumkan 641 orang telah meninggal dunia akibat virus corona selama 24 jam terakhir. Dengan demikian, jumlah kematian di Brasil mencapai 50.617 orang. Jumlah kasus positif Covid-19 di Brasil lebih dari satu juta.

        Masyarakat adat adalah bagian masyarakat yang paling parah terkena dampak Covid-19 di Brasil.

        Hanya AS yang melaporkan angka lebih buruk, yaitu 2,2 juta kasus dan hampir 120.000 orang meninggal dunia.

        Di tengah kondisi ini, ribuan pendukung dan penentang Presiden Jair Bolsonaro turun ke jalan, pada Minggu (21/6/2020).

        Para demonstran antipemerintah menyerukan agar Bolsonaro dimakzulkan setelah seorang mantan ajudannya ditangkap pada Kamis (18/6/2020).

        Di sisi lain, para pendukungnya berargumen Kongres dan Mahkamah Agung mencoba membatasi wewenang sang presiden.

        Karantina wilayah alias lockdown tidak diberlakukan di Brasil. Negara bagian dan kota-kota menerapkan kebijakan masing-masing.

        Kekhawatiran sebagian kalangan adalah sistem kesehatan di sejumlah tempat tidak mampu menangani pasien ketika virus menyebar dengan cepat di kawasan permukiman dan lokasi terpencil, seperti masyarakat adat yang sulit mengakses layanan kesehatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: