Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan jika pembayaran utang pemerintah sangat diperlukan bagi PT PLN (Persero).
Bahkan, ia mengatakan jika tidak segera dibayarkan, maka utang PLN akan semakin besar.
"Bicara soal PSO kita tahu dana kompensasi dibutuhkan PLN karena utang PLN sudah Rp 500 triliun setahu saya, bayar bunga Rp 3,5 triliun per bulan, bunga tok. Makanya waktu 20 Februari 2020 raker Komisi VI dengan Menteri BUMN saya sudah sampaikan Pak Menteri BUMN, Pak Erick untuk ini jadi prioritas," katanya dalam dengan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Baca Juga: PLN Siapkan Aplikasi Selesaikan Semua Kebutuhan-Keluhan dalam Satu Genggaman
Baca Juga: PLN Optimis Penjualan Meningkat saat New Normal
Sambungnya, "Kalau seandainya tidak bayar sampai akhir tahun kompensasi pemerintah itu Rp 80 triliun," tambah dia.
Lanjutnya, meski begitu, ia pun menaruh kecurigaan. Sebab, menurut dia pemerintah pelit saat kondisi normal atau saat pemerintah punya uang.
"Alhamdulillah kita lihat akhirnya pemerintah membayar utang meskipun saya punya kecurigaan pemerintah, agak lucu, waktu pemerintah punya uang Bu Sri Mulyani pelit banget," ujarnya.
Sementara, lanjut dia, pemerintah justru membayar utang saat kondisi sulit.
Ia pun menduga hal itu dilakukan agar PLN membayar utang ke bank pelat merah. Kemudian, likuiditas itu digunakan untuk membantu bank-bank bermasalah.
"Sekarang lagi miskin tiba-tiba berbaik hati bayar utang ke bapak, maupun Pertamina. Kalau menurut saya, pendapat pribadi saya, ini bapak dibayar utang ke bapak. Nanti bapak bayar utang ke Himbara supaya Himbara dapat likuiditas untuk bank-bank yang bermasalah itu kecurigaan saya. Tapi sudahlah, minimal utang bapak dibayar," cetusnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil