Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jabar Siapkan Insentif Rp26 M untuk Nakes Covid-19

        Jabar Siapkan Insentif Rp26 M untuk Nakes Covid-19 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat sudah menyiapkan Rp26 miliar untuk insentif tenaga kesehatan (nakes) di Jabar yang bertugas menangani pandemi COVID-19.

        "Sebanyak Rp23 miliar untuk insentif dan Rp3 miliar untuk santunan kematian nakes yang gugur selama pandemi," kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Daud Achmad kepada wartawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (30/6/2020).

        Baca Juga: Hambat Penyebaran, Rakyat Singapura Dapat Gadget Pelacak Covid-19

        Baca Juga: Astaga Naga, DPR RI Rawan Penularan Corona!!!

        Daud menyebutkan anggaran Pemdaprov Jabar untuk penanggulangan COVID-19 sudah terserap kurang lebih Rp1,423 triliun, dengan serapan paling banyak untuk social safety net (jaring pengaman sosial) atau bantuan sosial (bansos).

        "Diserap untuk social safety net atau bansos Rp1,158 triliun. Untuk alat-alat kesehatan sebesar Rp248 miliar," tambahnya.

        Berkenaan dengan bantuan sosial (bansos) non tunai yang salah satunya adalah telur dan diganti menjadi susu, ia menegaskan bahwa penggantian tidak akan mengurangi nilai rupiah bansos non tunai. 

        "Tahap kedua penyaluran bansos ada penggantian dari telur ke susu, plus masker. Nilai substitusi dari telur, jadi tidak akan mengurangi nilai rupiahnya," ujarnya.

        Adapun, data kasus di Jabar hingga Selasa (30/6) pukul 15:21 WIB, Daud melaporkan bahwa kasus terkonfirmasi berjumlah 3.134 dan positif aktif berjumlah 1.437 kasus.

        "Yang meninggal tidak bertambah dari 175, yang sembuh bertambah dua orang sekarang menjadi 1.522. Semoga angka yang meninggal tidak bertambah, yang sembuh lebih banyak lagi," jelasnya.

        Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi berjumlah 1.208 orang dari total 10.532 PDP. Adapun Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau berjumlah 2.625 orang dari total 54.894 ODP.

        Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar yang juga Ketua Divisi Pelayanan Informasi, Pusat Data dan TIK Gugus Tugas Jabar Setiaji berujar, pihaknya bertanggung jawab mengelola data salah satunya melalui aplikasi "Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar)".

        Setiaji mengatakan bahwa situs web dan aplikasi Pikobar diluncurkan menyesuaikan karakteristik warga Jabar. "Apalagi di aplikasi, fitur bisa lebih banyak," imbuhnya.

        Setiaji menambahkan, Pikobar berkolaborasi dengan 16 pihak/start up/komunitas dalam pengembangannya. Selain itu, hingga kini terdapat 38 aplikasi/fitur dalam aplikasi Pikobar.

        Teranyar, terdapat fitur baru yang memungkinkan aplikasi Pikobar digunakan oleh Teman Netra --sebutan bagi penyandang disabilitas netra atau tunanetra.

        "Aplikasi Pikobar sekarang user friendly untuk tunanetra, jadi teman-teman netra sekarang bisa menggunakan Pikobar. Tombol yang tadinya dibaca, untuk tunanetra bisa dikeluarkan suara," ujar Setiaji.

        Selain itu, pihaknya sudah menghimpun 2.600 berita hoaks yang beredar dan melakukan klarifikasi data sehingga warga bisa tahu mana yang hoaks dan bukan hoaks. Hingga kini, aplikasi Pikobar sudah diunduh 750 ribu pengguna dan menangani 120 ribu pengaduan lewat hotline Pikobar.

        "Di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sejauh ini (hoaks) juga masih berkaitan COVID-19. Untuk pengaduan, juga paling banyak masih berkaitan bansos," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: