Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KAI Cari Pinjaman Lunak dengan Bunga Rendah

        KAI Cari Pinjaman Lunak dengan Bunga Rendah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI membutuhkan pendanaan sekitar Rp3,5 triliun untuk membiayai operasional hingga akhir tahun 2020.

        Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, mengatakan saat ini pihaknya tengah menjajaki pinjaman lunak kepada dengan bunga rendah sebesar 2%-3% dan jatuh tempo di atas 7 tahun.

        Baca Juga: Butuh Dana Segar, Kereta Api Indonesia Terancam Ambruk?

        "Rencana penggunaan dana Rp3,5 triliun akan kami gunakan biaya operasional agar kas positif," kata Didiek saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (8/7/2020).

        Didiek merinci, dana itu digunakan untuk perawatan sarana perkeretaapian Rp680 miliar, perawatan prasarana termasuk bangunan sepanjang lintasan Rp740 miliar, biaya pegawai Rp1,25 triliun, biaya bahan bakar Rp550 miliar, dan pendukung operasional lainnya Rp.280 miliar.

        "Untuk biaya pegawai, saat ini kereta api beserta grup memiliki pegawai sekitar 46 ribu di mana induknya 30 ribu dan anak usahanya sekitar 16 ribu. Kami tidak akan mengambil kebijakan PHK dan tidak ada pemotongan gaji," ujarnya.

        Didiek menegaskan bahwa pengaruh Covid-19 sangat berdampak kepada pendapatan perseroan. "Pada saat operasional biasa, pendapatan angkutan penumpang rata-rata Rp23 miliar dalam satu hari. Namun, dalam situasi sekarang, kami hanya mendapatkan pendapatan angkutan penumpang sekitar 10%-7%. Ini (Covid-19) sangat berdampak sekali terhadap pendapatan PT KAI," tambahnya.

        Untuk menjaga operasional hingga akhir tahun, lanjut dia, perusahaan pun membutuhkan pendanaan sekitar Rp3,5 triliun.

        "Atas kebutuhan operasional perusahaan, KAI mengusulkan dana berbentuk pinjaman modal kerja. KAI diproyeksikan akan mengalami kesulitan menjalankan operasional selama tahun 2020 dan 2021 akibat dampak Covid-19," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: