Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kutub Utara Dahulu Ternyata Berpenghuni, Begini Kata Ilmuwan

        Kutub Utara Dahulu Ternyata Berpenghuni, Begini Kata Ilmuwan Kredit Foto: Unsplash/petradr
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ahli paleontologi mengindentifikasi spesies dinosaurus baru yang pernah hidup di Kutub Utara pada 70 juta tahun lalu. Analisis yang dilakukan pada ujung tulang rahang fosil menunjukkan ukuran hanya 14 milimeter.

        Kemungkinan makhluk ini adalah sejenis dromaeosaurid, yang tepatnya ditemukan di wilayah utara Alaska, Amerika Serikat (AS). Dromaeosaurid adalah kelompok dinosaurus predator yang terkait erat dengan burung. Anggotanya termasuk Velociraptor, salah satu jenis yang terkenal dengan ‘teror’ di film Jurrasic Park.

        Tulang rahang yang ditemukan berasal dari dinosaurus muda dan menunjukkan tahap perkembangan awal tulang. Banyak ahli paleontologi percaya bahwa Arktik adalah jalur migrasi bagi banyak jenis dinosaurus, ketika hewan ini menyeberang antara Asia dan Amerika Utara. Namun, sejauh ini hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa hewan-hewan purbakala itu hidup di sana.

        Tony Fiorillo, ahli paleontologi di Southern Methodist University di Texas, mengatakan jika dinosaurus berusia remaja ditemukan, hal ini mengartikan bahwa mereka menghabiskan banyak waktu untuk bersarang dan berkembang biak di situs-situs tersebut.

        “Dinosaurus kecil dan muda ini mungkin tidak bisa bermigrasi jarak jauh, memberikan indikasi tidak langsung bahwa hewan-hewan ini mungkin penghuni abadi Kutub Utara di masa lalu,” ujar Fiorillo.

        Bayi dinosaurus disebut berukuran seperti anak anjing yang kecil. Namun, dromaeosaurid usia dewasa dapat berukuran sekitar antara enam hingga sembilan kaki.

        Studi tentang spesies dinosaurus baru ini dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE. Dromaeosaurid hidup di seluruh dunia, tetapi tulang mereka seringkali kecil dan rapuh, sehingga belum terlestarikan dengan baik dalam catatan fosil. Hal ini yang mempersulit upaya untuk memahami jalur yang diambil oleh hewan-hewan ini saat mereka menyebar ke berbagai benua.

        Fosil rahang parsial, dengan satu gigi erupsi hitam, ditemukan di tepi Sungai Colville dekat Samudra Arktik. Itu bagian dari Formasi Prince Creek di utara Alaska, yang menyimpan koleksi terbesar fosil dinosaurus kutub di dunia, yang berasal dari sekitar 70 juta tahun yang lalu.

        Kepala penulis studi, Alessandro Chiarenza, seorang ahli paleontologi di University College London, Inggris mengatakan apa yang luar biasa dari temuan ini adalah bahwa tidak hanya tulang dari dinosaurus karnivora yang jarang ditemukan, tetapi juga satu dari individu yang sangat muda.

        Ia menyebut bahwa kerangka yang lebih lengkap diperlukan untuk mengkonfirmasi bahwa itu adalah spesies dromaeosaurid yang sama sekali baru.

        Tujuh puluh juta tahun yang lalu, Arktik akan lebih hangat dari sekarang dengan iklim yang mirip seperti di Seattle atau Portland dan lingkungan yang kaya akan tumbuhan runjung, lumut dan pakis di AS. Namun, suhu musim dingin mungkin turun hingga 14 derajat Fahrenheit (-10 derajat Celsius). Karena itu, para dinosaurus harus bersaing dengan empat bulan kegelapan musim dingin yang dapat memengaruhi pertumbuhan tulang mereka.

        “Di masa lalu, dinilai tidak mungkin bahwa dinosaurus yang dianggap sebagai kadal berdarah dingin, akan hidup dalam kondisi dingin. Sekarang kita tahu bahwa mereka mungkin memiliki lebih banyak metabolisme dan adaptasi seperti burung, yang memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan yang lebih keras, dan bagi dinosaurus herbivora untuk bertahan hidup dengan pasokan makanan ternak yang lebih rendah," jelas Chiarenza.

        Penelitian menyebut bahwa bayi raptor itu mungkin memakan marsupial seukuran ibu jari yang disebut Unnuakomys atau Cimolodon mamalia kecil. Fosil mereka telah ditemukan di wilayah Kutub Utara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: