Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gila, China Siap Kalahkan Jet Siluman F-35 AS dengan Produksi Ini

        Gila, China Siap Kalahkan Jet Siluman F-35 AS dengan Produksi Ini Kredit Foto: Wikimedia Commons
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Versi modifikasi dari jet tempur siluman pertama China, J-20, telah secara resmi memasuki tahap produksi massal, dengan upgrade yang menjadikannya sebagai jet tempur generasi kelima. Pesawat ini dibanggakan Beijing sebagai pesaing jet tempur siluman F-35 Lightning II Amerika Serikat (AS).

        Sumber militer yang dekat dengan proyek J-20 mengungkap tahap produksi massal tersebut kepada South China Morning Post (SCMP). Menurut sumber, momen itu ditandai pada upacara pembukaan jet tempur siluman J-20B yang dimodifikasi pada hari Rabu pekan lalu yang dihadiri oleh banyak pemimpin militer senior termasuk Wakil Ketua Komisi Militer Pusat (CMC) Jenderal Zhang Youxia.

        Baca Juga: Awas Trump, China dan Iran Lagi Kumpulkan Kekuatan buat Hadapi AS

        Zhang adalah wakil ketua CMC peringkat kedua dan bertanggung jawab atas pengembangan senjata untuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.

        "Produksi massal J-20B dimulai pada hari Rabu. Ini akhirnya menjadi jet tempur siluman lengkap, dengan kelincahannya memenuhi kriteria asli," kata sumber tersebut.

        "Perubahan paling signifikan pada jet tempur adalah sekarang dilengkapi dengan thrust vector control," ujarnya.

        Thrust vector control (TVC) memungkinkan pilot mengendalikan pesawat dengan lebih baik dengan mengarahkan kembali dorongan mesin.

        Pada tahun 2018, China memulai debutnya dengan pesawat tempur J-10C multirole —dilengkapi dengan mesin Taihang WS-10— di airshow China di Zhuhai, yang menempatkan pesawat melewati langkahnya dalam kinerja yang menunjukkan bahwa China telah berhasil dalam teknologi dorong.

        Meski teknologi TVC telah diterapkan pada pesawat tempur siluman, lanjut sumber militer, J-20B masih akan menggunakan mesin Saturn AL-31 Rusia karena lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada mesin WS-15 China.

        Insinyur China telah mengembangkan mesin turbofan WS-15 berkekuatan tinggi untuk J-20, tetapi pekerjaan itu tidak sesuai jadwal.

        "Mesin China yang dirancang untuk J-20 masih gagal memenuhi persyaratan, tetapi pengembangannya berjalan cukup lancar, dan mungkin siap dalam satu atau dua tahun ke depan," imbuh sumber itu.

        "Tujuan utamanya adalah untuk melengkapi jet tempur J-20B dengan mesin domestik."

        China diperkirakan telah membangun sekitar 50 unit J-20 pada akhir 2019, tetapi masalah dengan mesin jet menunda rencana produksi lebih lanjut.

        Sementara itu, pabrik perakitan Lockheed Martin’s Fort Worth di Texas mengirimkan 134 unit pesawat jet tempur siluman F-35 pada tahun 2019, tiga kalinya dari dari target dan 47 persen lebih banyak dari produksi pada tahun 2018.

        Batch pertama J-20 China memasuki layanan militer pada tahun 2017 ketika AS memutuskan untuk menyebarkan lebih dari 100 unit F-35 ke Jepang dan Korea Selatan pada tahun itu.

        J-20 dimaksudkan untuk menjadi jet tempur generasi kelima yang setara dengan jet temppur siluman F-22 Raptor dan F-35 Lightning II yang keduanya produksi Lockheed Martin.

        Sebuah pesawat tempur bisa dikategorikan sebagai jet tempur generasi kelima jika memiliki teknologi siluman, kecepatan jelajah supersonik, kemampuan manuver super, dan avionik yang sangat terintegrasi.

        Versi sebelumnya dari J-20 digambarkan oleh media Barat sebagai "pesawat pencegat khusus" karena ketangkasannya.

        "Peluncuran J-20B berarti pesawat ini sekarang adalah jet tempur generasi kelima yang resmi," imbuh sumber militer China, seraya menambahkan bahwa Chengdu Aerospace Corporation (CAC), yang memproduksi J-20, telah menerima "pesanan berat" dari PLA.

        CAC mengatur lini produksi keempat pada 2019, masing-masing dengan kapasitas untuk membuat sekitar satu unit J-20 sebulan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: