Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        5 Taipan yang Warisannya Jadi Rebutan Anak Seperti Eka Tjipta

        5 Taipan yang Warisannya Jadi Rebutan Anak Seperti Eka Tjipta Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hart warisan kerap menjadi rebutan anak yang ditinggalkan. Seperti yang baru saja terjadi pada keluarga Eka Tjipta Widjaja atas warisan Sinar Mas Group. Semua bermula ketika Freddy Widjaya menggugat lima kakak tirinya atas hak warisan berbentuk aset senilai Rp672 triliun.

        Rupanya, drama perebutan harta warisan ini juga terjadi pada konglomerat lainnya. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya!

        Baca Juga: Profil Freddy Widjaja, Anak yang Ingin Rebut Warisan Eka Tjipta

        1. Samsung Group

        Konflik keluarga chaebol atau konglomerat Korea Selatan pemilik Samsung Group bermula saat generasi kedua meminta jatah bisnis pendiri Samsung, Lee Byung Chul.

        Lee Maeng Hee, bersama adik perempuannya Lee Sook Hee menuntut USD3,54 miliar. Mereka mengklaim, sang ayah meninggalkan warisan berupa sebagian saham untuk dua saudara kandung lainnya. Sementara, Lee Kun Hee yang ditunjuk menjadi penerus Samsung dituding telah merampok warisan jatah mereka.

        Menurut laporan, Lee Maeng Hee dan Lee Sook Hee meminta seperempat saham Lee Kun-hee di Samsung Life Insurance yang nilainya sebesar USD850 juta.

        Pada tahun 2014, pengadilan memutuskan Lee Kun Hee tidak bersalah dan menolak tuntutan kedua saudaranya.

        2. Fred Koch

        Keempat putra Fred Koch telah menghabiskan hampir dua puluh tahun berseteru atas kekayaan konglomerat energi Koch Industries. Perseteruan bemula ketika dua saudara lelaki, Charles dan David disebut menipu William dan Frederick.

        Hal itu terjadi ketika mereka menjual saham perusahaan senilai USD2,3 miliar. Keempatnya hanya berkomunikasi melalui pengacara selama bertahun-tahun, hingga akhirnya berdamai pada tahun 2001.

        3. Keluarga Gucci

        Nama baik Gucci sempat tercoreng pada tahun 1991. Brand fesyen mewah Gucci sendiri didirikan oleh Guccio pada tahun 1958. Pada tahun 1974 setelah salah satu putra sekaligus pewaris Gucci, Vasco Gucci, meninggal tanpa seorang anak, Aldo dan Rodolfo Gucci memutuskan untuk membagi harta warisan 50:50.

        Namun, goncangan bermula pada generasi ketiga. Masalah terjadi saat Paolo Gucci, anak dari Aldo memulai bisnis fashionnya sendiri hingga dipecat dan memutus hubungan keluarga.

        Sakit hati, Paolo menguak kecurangan ayahnya saat menggelapkan kewajiban pajak. Setelah kematian Rodolfo di 1983, hal serupa menimpa pewaris selanjutnya, Maurizio yang kembali berurusan dengan penyelewengan pembayaran pajak.

        Setelah kegagalan generasi ketiga Gucci, perusahaan dijual dan beralih kepemilikan ke konglomerat Perancis, PPR.

        4. Keluarga Ambani

        Dhirubhai Ambani adalah pendiri perusahaan konglomerat India Reliance Industries. Beliau wafat tanpa meninggalkan wasiat sebelum kematiannya pada 2002. Pertikaian pun terjadi kepada kedua putranya.

        Mukesh Ambani dan Adil Ambani memiliki perbedaan pandangan dalam menjalankan bisnis properti peninggalan ayah mereka yang bernilai USD1 miliar. Hingga pada 2006, keduanya sepakat untuk menghentikan perebutan perusahaan setelah sang ibu, Kokilaben Ambani, memutuskan untuk membagi harta warisan 50:50. Kini Mukesh memegang Reliance Industries dan Anil memimpin Anil Dhirubhai Ambani Group. Keduanya pun sukses besar.

        5. Lotte Group

        Pendiri Lotte Group, Shin Kyuh-ho meninggal dunia pada 19 Januari 2020 di usia 98 tahun. Drama harta kekayaan dan warisannya sempat menjadi sorotan.

        Sebelumnya, kedua putranya memang sempat berebut kendali perusahaan pada tahun 2015. Mereka saling tuduh soal miss-management dan manipulasi yang melibatkan Shin.

        Namun, berdasarkan struktur, anak termudanya Shin Dong-bin lah yang sebenarnya mengambil alih perusahaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: