Vietnam menjadi salah satu negara yang dinilai sukses menangani virus corona di negaranya. Komite pengarah nasional untuk pencegahan dan kontrol Covid-19 Vietnam, Pham Quang Thai mengatakan Vietnam memiliki 381 kasus Covid-19. Sejauh ini, dia mengatakan Vietnam tidak memiliki kasus penularan komunitas.
“Alasan mengapa kami memiliki tes yang tersedia cukup awal karena kami mencari informasi dari China, kami melihat informasi urutan gen virus,” kata Pham dalam diskusi virtual “Keberhasilan dan Pelajaran Pandemi di Negara Berpenghasilan Rendah dan Menengah”, Kamis (16/7/2020).
Baca Juga: Begini Jadinya saat Petani Vietnam Pilih Bertani di Malam Hari
Vietnam belajar banyak tentang diagnosis, penyakit, dan sebagainya. Vietnam menemukan kasus Covid-19 sangat awal pada Januari. Vietnam menggunakan informasi itu untuk pengujian sendiri.
Selain itu, hampir semua orang yang kembali dari daerah berisiko tinggi harus tinggal di pusat karantina. Lebih dari 11 ribu orang berada di pusat karantina itu. Pemerintah memberi makan dan memastikan tak ada yang pergi.
Bahkan, tim menguji semua komunitas di Hanover selama 20 hari pengujian yang dilakukan dua kali pada awal dan akhir waktu pembatasan sosial. Tim menyesal karena tidak menemukan transmisi komunitas dari tahap yang sangat awal.
Hal lain yang berkontribusi pada kesuksesan adalah respons cepat. Selain itu, Vietnam juga memiliki hal-hal lain, seperti arahan dan keputusan untuk memperkuat informasi.
Vietnam melalui Komite Nasional juga menggunakan pusat data untuk memastikan setiap kementerian harus mengikuti pedoman dan bekerja dengan arahan yang sama. Kementerian Kesehatan memainkan peran penting dalam hal memberikan rekomendasi.
“Kami melakukan deteksi. Saya suka mengisolasi, melindungi pelacakan, penelusuran, dan semua hal lainnya dengan sangat awal. Mengapa kita memulai lebih awal karena kita menemukan dari penerbangan, kembali ke Vietnam,” kata Pham.
Dia cukup berbangga karena memiliki sumber daya cukup. Sebelumnya, Vietnam hanya memiliki empat laboratorium pengujian PCR cepat. Namun pada akhir April, Vietnam memiliki 120 fasilitas lab berbeda yang dapat menjalankan tes.
“Kami fokuskan pada semua orang yang memiliki kontak,” ujar Pham.
Tim mengharuskan mereka semua tinggal di fasilitas kesehatan selama 40 hari untuk setidaknya melakukan dua jenis pengujian. Tim melakukan banyak tes, meskipun pada awalnya biaya sangat mahal. Namun setelah itu, Vietnam dapat mengendalikan situasi.
Pham mengatakan pelajaran yang bisa dipetik adalah harus menggunakan alat tes sendiri untuk memastikan tentang apa yang dilakukan sesuai.
Dia mengatakan negaranya memiliki jaringan seluler yang sangat kuat, memiliki karantina, memberikan informasi dalam menemukan kontak, dan sebagainya.
“Tak ada yang disembunyikan pemerintah, karena kami tak bisa bermain-main dengan kasus,” kata Pham.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: