Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Firli Bahuri: Korupsi Itu Mirip Kanker

        Firli Bahuri: Korupsi Itu Mirip Kanker Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
        Warta Ekonomi -

        Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memandang korupsi merupakan salah satu kejahatan kemanusiaan.

        "Sangat jelas, bukan hanya merugikan keuangan negara. Ibarat kanker, korupsi juga sangat destruktif pada setiap aspek kehidupan umat manusia," ujar Firli di Jakarta, Jumat (17/7/2020).

        Baca Juga: KPK Diminta Turun Tangan di Kasus Djoko Tjandra

        Firli mengatakan korupsi sangat cepat berurat akar ke dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di dunia. Korupsi, lanjut jenderal polisi bintang tiga itu, terbukti mampu beradaptasi, berevolusi, hingga berinovasi dalam setiap situasi dan kondisi.

        "Sehingga kejahatan ini dapat dilakukan secara sistematik, terstruktur, dengan dampak sistemik," imbuhnya.

        Menurut Firli, sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa korupsi menghancurkan setiap tatatan kehidupan suatu bangsa, membawa ketidakadilan, ketimpangan, kemiskinan serta keterbelakangan rakyat dalam sebuah negara. Dan yang pasti, lanjutnya, korupsi menjauhkan suatu bangsa dari kemakmuran.

        "Bahkan korupsi dapat menyebabkan gagalnya suatu negara mewujudkan tujuannya," tegas Firli.

        Karena sudah memasuki fase berjejaring, KPK menjalankan beberapa strategi pemberantasan korupsi untuk mencegah sekaligus memberangus seluruh akarnya yang terlanjur menjalar pada setiap sendi serta tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

        "Perlu pergeseran paradigma untuk melihat lebih dalam bahwasanya selain dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime), tetapi juga sangat jelas di depan mata, korupsi adalah kejahatan kemanusiaan (crimes against humanity)," tuturnya.

        Terlebih lagi, founding fathers Indonesia telah lama memikirkan keutamaan kemanusiaan dan keadilan seluruh bangsa Indonesia dan umumnya masyarakat dunia. Jauh hari sebelum ditandatanganinya Statuta Roma.

        Bukan tidak mungkin, kata Firli, buah pemikiran para pendiri bangsa ini, yang memandang suatu pemerintahan negara yang terbentuk harus memiliki tujuan utama melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dengan berdasar kepada kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial, menjadi inspirasi terciptanya Statuta Romawi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: