Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sinergi BUMN Digitalisasi Pembayaran di Era New Normal

        Sinergi BUMN Digitalisasi Pembayaran di Era New Normal Kredit Foto: LinkAja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Merayakan ulang tahun pertamanya, LinkAja sebagai uang elektronik nasional menggelar diskusi media bertajuk Sinergi BUMN: Akselerasi Pembayaran Digital dalam Ekonomi Adaptasi Kebiasaan Baru beberapa waktu lalu.

        Para Panelis yang hadir di antaranya Prof Mohamad Ikhsan selaku Staf Khusus II (Chief Economist) Kementerian BUMN sebagai keynote speaker dan beberapa narasumber dari perwakilan pemegang saham LinkAja, seperti Telkomsel, Himbara, Pertamina, dan KCI. Para panelis berbagi pandangan mengenai pentingnya akselerasi pembayaran digital sebagai optimisme kebangkitan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

        "Digitalisasi dalam sinergi BUMN merupakan faktor utama dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi negara serta menjadi lokomotif penggerak masyarakat secara luas untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru. Dengan sinergi yang terharmonisasi dengan baik, kami harap Kementerian BUMN dapat mendorong terciptanya ekosistem yang holistik bagi seluruh masyarakat, termasuk UMKM dan pelaku industri. Dengan demikian, produktivitas industri dapat tumbuh semakin pesat dan peningkatan ekonomi Indonesia dapat segera terwujud," ujar Prof Mohamad Ikhsan.

        Baca Juga: Pakai LinkAja, Berwisata di Pantai Pandawa Bali Bikin Tenang

        Dalam situasi pandemi Covid-19 menuju adaptasi kebiasaan baru ini, masyarakat didorong untuk beralih menggunakan transaksi digital. Selain lebih aman karena minim kontak dan meminimalisasi penyebaran virus, transaksi elektronik pun dapat menunjang produktivitas masyarakat dalam berkegiatan di tengah pembatasan aktivitas.

        Sejalan dengan tumbuhnya less contact economy ini, akselerasi pembayaran digital yang terkoneksi lintas sektor juga diharapkan semakin mendorong para pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk kembali bangkit menggerakan perekonomian Indonesia.

        Edward Kilian Suwignyo, Direktur Marketing LinkAja, menyampaikan, LinkAja sebagai uang elektronik nasional berusaha menghadirkan solusi layanan keuangan digital yang dapat memenuhi kebutuhan harian masyarakat. Adaptasi Kebiasaan Baru pasca-Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat serta mengakselerasi adopsi digital di Indonesia, terutama pembayaran digital dalam setiap transaksi.

        "Kami percaya bahwa hal ini akan memperluas dan mempercepat perkembangan serta akses keuangan digital masyarakat yang menuntut LinkAja untuk terus mengakselerasi perkembangan ekosistem, melakukan edukasi, dan menghadirkan inovasi produk," ujar Kiki.

        Pengembangan akselerasi digital pun tak hanya dilakukan oleh LinkAja, Pertamina dan KCI melakukan hal serupa terhadap layanan mereka. Mas'ud Khamid, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, mengatakan, Pertamina berkomitmen untuk melakukan digitalisasi di seluruh SPBU.

        "Kami melihat transaksi digital melalui MyPertamina maupun LinkAja terus meningkat. Kami harap di akhir Juli digitalisasi dapat dinikmati di seluruh SPBU Pertamina sehingga digital society segera bisa terbentuk," ujar Khamid.

        Hal ini pun diamini oleh Karina Amanda, VP Komersial KCI, yang mengatakan bahwa transaksi digital pembelian tiket terus meningkat sejak diperkenalkan pada 2013.

        "Penggunaan LinkAja sebagai uang elektronik berbasis server yang digunakan dalam sistem pembayaran tiket KCI pun meningkat sebesar 10%-13% sebelum pandemi Covid-19. Untuk itu, dalam menghadapi era Adaptasi Kebiasaan Baru kami terus mengusahakan agar semakin banyak stasiun yang menerapkan pembayaran khusus uang elektronik," ujar Karina.

        Mempercepat peningkatan transaksi digital tidak bisa dilepaskan dari teknologi komunikasi yang merata. Menyadari hal ini, Andi Kristianto, CEO Telkomsel Mitra Inovasi, mengatakan, peningkatan penggunaan internet akibat pandemi membuat pihaknya dituntut untuk mempersiapkan infrastruktur layanan telekomunikasi dengan lebih baik. Selain bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui program Bakti untuk penyediaan akses layanan telekomunikasi di daerah tertinggal.

        "Kami juga tetap berkomitmen memperluas jangkauan jaringan 4G termasuk berbagai persiapan menuju layanan 5G untuk dapat menjawab tantangan telekomunikasi di Indonesia saat ini dan masa yang akan datang," ujar Andi.

        Sementara itu, Himbara pun turut memastikan pelaku UMKM dapat menjalankan bisnisnya di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Handayani, Direktur Konsumer BRI, mengatakan, BRI melakukan beragam langkah untuk dapat memberdayakan UMKM agar mereka tetap bisa bertahan menjalankan usaha di tengah pandemi.

        "Selain restrukturisasi kredit, kami juga melakukan pendampingan terhadap UMKM yang berpotensi tumbuh di tengah pandemi seperti industri obat-obatan, pertanian, dan makanan. Bersama LinkAja kami mengedukasi para UMKM agar bisa masuk ke dalam satu ekosistem besar melalui pembayaran digital," ujar Handayani.

        Sejalan untuk mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia, YB Hariantono, Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI, mengungkapkan, sinergi dengan LinkAja penting dilakukan untuk mendukung  peningkatan inklusi keuangan dan sejalan dengan bentuk dukungan terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia.

        Banyak sinergi BNI dan LinkAja dengan memanfaatkan ekosistem yang dimiliki BNI, di antaranya dengan mengakselerasi pembayaran digital pada Agen46 (branchless banking BNI). Hingga saat ini, BNI telah memiliki lebih dari 160.000 Agen46 yang tersebar di seluruh Indonesia. Akselerasi pembayaran digital telah dilakukan di lebih 50 ribu agen. Digitalisasi pembayaran di Agen46 dapat mempercepat terciptanya ekonomi digital.

        "Kami juga melihat masih terdapat potensi yang besar untuk sinergi bersama LinkAja dalam menggarap digitalisasi ekosistem di Indonesia. Kita akan ciptakan inovasi-inovasi dalam menggarap ekosistem yang akan mendatangkan manfaat dalam menciptakan ekosistem digital, membantu meningkatkan literasi keuangan, sekaligus memberikan kesempatan untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat."

        "Salah satu contohnya pernah dilakukan BNI melalui Gerakan Ayo Menabung di Bank Sampah yang memiliki tiga nilai tambah, yaitu collect, save, dan earn.  Hal yang sama dapat dilakukan LinkAja bahkan saya yakin LinkAja mempunyai potensi lebih besar," ujar Hariantono.

        Hal senada pun diungkapkan oleh Sunarto, Senior Vice President of Digital Banking Product Group, Bank Mandiri, yang mengatakan, pihaknya menyadari bahwa kendala pelaku UMKM untuk memiliki akses keuangan karena adanya keterbatasan persyaratan yang harus dilampirkan, seperti laporan keadaan keuangan usaha dan lainnya.

        "Oleh karena itu, kami melakukan sinergi dengan LinkAja dan juga e-commerce agar dapat memfasilitasi pelaku UMKM untuk memiliki akses finansial dengan mempertimbangkan data transaksi keuangan mereka sebagai salah satu faktor penentu dalam pemberian kredit."

        "Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam hal ini adalah dengan melihat omzet penjualan secara digital melalui platform e-commerce dan uang elektronik. Dengan adanya sinergi ini, diharapkan semakin banyak UMKM yang dapat memiliki akses terhadap layanan keuangan yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis mereka," ujar Sunarto.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: