Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Seimbangkan Kesehatan & Ekonomi, RI Jatuh ke Jurang Resesi

        Tak Seimbangkan Kesehatan & Ekonomi, RI Jatuh ke Jurang Resesi Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kemenko Perekonomian mengakui dalam menangani pandemi Covid-19, pemerintah tidak bisa hanya fokus pada aspek kesehatan saja. Pasalnya bila hanya fokus menangani kesehatan, perekonomian Indonesia akan jatuh ke jurang resesi yang dalam.

        Imbasnya dampak sosial seperti pengangguran dan kemiskinan akan semakin meningkat. Oleh sebab itu, dalam menangani Covid-19 aspek kesehatan dan ekonomi tidak bisa dipisahkan.

        Hal inilah yang membuat pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai ketua pelaksana.

        Baca Juga: Erick Thohir Digugat Pekerja Pertamina, BUMN Siap Melawan

        Baca Juga: Kenapa Jokowi Pilih Erick Ketuai Tim? Yang Lain Gak Punya Ini

        Menurut Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir, dalam memulihkan ekonomi akibat dampak Covid-19, Indonesia harus menyeimbangkan aspek kesehatan dan aspek ekonomi.

        "Kalau hanya kesehatan, nanti ekonominya jelek, pengangguran meningkat dan kemiskinan meningkat. Jadi tidak bisa kita hanya mengandalkan aspek kesehatan. Maka dari itu, menjaga mata pencaharian untuk hidup (membuka kembali aktivitas ekonomi dengan protokol kesehatan) perlu kita jaga. Menyeimbangkan dua faktor ini menjadi penting," ujar Iskandar dalam sambutannya pada acara E-Awarding Indonesia Financial Top Leader Award 2020 di Jakarta, Kamis (23/7/2020).

        Dia menjelaskan untuk menjaga aspek kesehatan, ada sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah, di antaranya dengan memperluas testing Covid-19, karantina, dan kapasitas perawatan.

        Sementara untuk menjaga ekonomi, pemerintah melonggarkan PSBB dengan membuka kembali aktivitas ekonomi namun tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.

        "Dengan biaya penanganan Covid-19 Rp695,2 triliun, pemerintah tidak hanya menjaga aspek kesehatan saja, tapi juga pemulihan ekonomi. Akhir-akhir ini memang ternyata tidak seburuk yang diperkirakan, seiring dibukanya ekonomi, aktivitas usaha kembali meningkat. Jadi, tidak hanya sisi gelap, ada juga sisi terangnya, dan orang sudah mulai terbiasa dengan protokol kesehatan Covid-19," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: