Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bikin Bangga! RI Siap Duduk di Kursi Pimpinan Dewan Keamanan PBB

        Bikin Bangga! RI Siap Duduk di Kursi Pimpinan Dewan Keamanan PBB Kredit Foto: Twitter/@Menlu_RI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia kembali mendapat giliran menjadi ketua Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Kali ini, tema yang diusung adalah memajukan perdamaian yang abadi.

        "Ini adalah presidensi Indonesia yang kedua setelah Mei 2019 kita memegang presidensi DK PBB dengan tema investing in peace atau menabur benih perdamaian. Kali ini, temanya tidak jauh berbeda, yakni advancing suistanable peace atau memajukan perdamaian yang abadi," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi pers daring, Kamis (23/7/2020). 

        Baca Juga: RI Sukses Bebaskan WNI dari Vonis Mati, Menlu: Alhamdulillah

        Menurut Retno, perdamaian bukan sesuatu yang dapat hadir dengan sendirinya, melainkan harus disemai dan dipelihara secara terus-menerus.

        "Yang membedakan presidensi tahun lalu, presidensi tahun ini dijalankan di tengah pandemi Covid-19," kata Retno. 

        Retno menegaskan bahwa Indonesia ingin menekankan bahwa pada saat hampir semua energi dan perhatian dunia berpusat pada upaya penanganan pandemi, mereka tidak boleh lupa pada agenda perdamaian dunia. 

        "Sebab, perdamaian tetap merupakan prasyarat utama menangani pandemi dan percepatan pemulihan ekonomi," tegas Retno. 

        Selama masa presidensi kali ini, Indonesia akan melakukan tiga pertemuan. Di antaranya, pembahasan tentang terorisme dan kejahatan terorganisasi pada 6 Agustus. Pertemuan akan membahas laporan perdana sekjen PBB mengenai penanggulangan terorisme dan kejahatan lintas batas.

        Pertemuan kedua adalah pembahasan tentang pandemi dan tantangan dalam menciptakan perdamaian yang abadi. Pertemuan yang digelar pada 12 Agustus  ini untuk menyatukan langkah DK PBB dalam menjaga perdamaian di tengah pandemi.

        Pertemuan yang ketiga adalah sidang dengan menggunakan formula Arria mengenai perlindungan fasilitas sipil terkait dunia siber pada 26 Agustus. Indonesia melihat semakin maraknya serangan siber kepada infrastruktur sipil, seperti rumah sakit (RS) dan bandara, termasuk di masa pandemi.

        Selain tiga acara tersebut, Indonesia akan memimpin setidaknya 14 pertemuan yang membahas upaya perdamaian di berbagai belahan dunia, seperti Palestina, Suriah, Yaman, Lebanon, Somalia, Korea Utara, Kenya, Bisao, dan laporan strategis mengenai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

        Termasuk juga pertemuan yang membahas perpanjangan mandat misi perdamaian di Lebanon atau UNFIL dan di Somalia atau UNOSOM. 

        "Pada presidensi ini juga, Indonesia akan berusaha mengupayakan dua outcome DK PBB terkait dengan penanggulangan terorisme, khususnya isu persekusi, rehabilitasi, dan reintegrasi atau prosecution, rehabilitation, and reintergation (PRR)," jata Retno. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: