Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak Orang Masuk Kerja Padahal Sakit, Penyumbang Kasus Covid-19

        Banyak Orang Masuk Kerja Padahal Sakit, Penyumbang Kasus Covid-19 Kredit Foto: Reuters/Stephen Lam
        Warta Ekonomi, Sydney -

        Menteri Utama negara bagian Victoria, Australia, Premier Daniel Andrews menyatakan hingga saat ini masih banyak warganya yang tetap masuk kerja padahal sudah mengalami gejala COVID-19. Hal ini menjadi salah satu faktor tingginya penularan virus corona di Melbourne.

        Pada Senin (27/7/2020), negara bagian Victoria mencatat rekor jumlah penularan harian tertinggi, yaitu 532 kasus baru, sejak pandemi terjadi beberapa bulan lalu.

        Baca Juga: LCS Memanas, China Buktikan Mampu Lumat Habis Militer Australia

        Dari jumlah tersebut, sebanyak enam orang meninggal dunia, lima di antaranya berasal dari klaster panti jompo.

        Victoria kini mencatat 4.542 kasus aktif, 683 di antaranya terkait dengan panti jompo, serta 400 kasus terkait dengan tenaga kesehatan.

        Saat ini ada 245 orang yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, 44 orang di antaranya dalam perawatan intensif.

        Kasus naik, banyak usaha akan ditutup

        Premier Daniel menyebutkan saat ini terlalu banyak orang sakit yang tetap masuk kerja.

        "Sebenarnya tidak boleh masuk kerja kalau ada gejala. Tidak boleh kerja kalau merasa sakit, bahkan yang ringan sekali pun," ujarnya.

        "Ini yang menjadi faktor penyebaran terbesar. Bukan satu-satunya, tapi merupakan faktor terbesar terjadinya penularan," kata Daniel.

        Ia memperingatkan jika warga tidak mengubah perilakunya, maka penyebaran akan terus terjadi dengan jumlah penularan tinggi, sehingga akan memaksa pemerintah menutup lebih banyak sektor usaha.

        "Para pengusaha, pemilik usaha, memiliki taruhan besar dalam hal ini," katanya.

        "Kita harus bekerja sama menjauhkan pekerja yang memiliki gejala dari tempat kerja. Atau usahanya akan ditutup," tegas Andrews.

        Ia mengakui tidak adil bila pekerja yang tak mendapatkan cuti sakit harus menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan tunjangan AU$1.500 dolar, yang tersedia bagi pekerja yang tak bisa masuk kerja karena menjalani isolasi mandiri atau harus mengasuh anak yang menjalani isolasi.

        "Saya sudah minta agar hal ini diperbaiki," katanya.

        Profesor Sutton menjelaskan "penyebaran yang stabil" mulai terlihat di sejumlah wilayah Victoria, yang sebelumnya menjadi kawasan "hotspot", seperti North Melbourne dan Flemington.

        Ia mengatakan hal ini dikarenakan adanya penanganan intensif pada kasus-kasus yang terjadi di rusun-rusun perumahan umum, atau "public housing". Namun di wilayah lainnya, seperti Brimbank dan Greater Dandenong, jumlah kasusnya justru meningkat.

        "Kami ingin mengetahui apa yang menyebabkan hal ini, kadang terkait dengan panti-panti jompo tersebut," katanya.

        Profesor Sutton menyebutkan pihak rumah sakit saat ini belum kewalahan akibat meningkatnya jumlah kasus di Victoria.

        "Saya kira akan ada peningkatan kasus di ICU dalam beberapa pekan mendatang yang akan mencerminkan jumlah kasus aktif yang kini miliki," jelasnya.

        "Sehingga nantinya rumah sakit akan menghadapi tantangan. Begitu pula bagi mereka yang memerlukan perawatan ICU," tambahnya.

        Ia mengatakan pihak militer telah melakukan pengecekan dari rumah ke rumah bagi mereka yang seharusnya menjalani isolasi mandiri, namun masih ada juga yang tak berada di rumahnya saat didatangi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: