Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Belum Mereda, China Malah Korek-korek Kekejaman Militer AS

        Belum Mereda, China Malah Korek-korek Kekejaman Militer AS Kredit Foto: YouTube/AirmanMagazineOnline
        Warta Ekonomi, Washington -

        Bola panas perseteruan China dan Amerika Serikat (AS) terus meluncur liar. Yang terbaru, Kementerian Luar Negeri China membongkar data korban warga sipil sejumlah negara Timur Tengah yang disebabkan oleh operasi militer Amerika.

        Seperti yang diketahui, Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) mengerahkan sejumlah pasukannya ke sejumlah negara di Eropa, Asia hingga Afrika.

        Baca Juga: Republik Waswas China Usik Pemilu AS Pakai TikTok

        Menurut data yang dikutip dari Pusat Data Kekuatan Personel Departemen Pertahanan Amerika, pasukan militer Amerika tersebar di 37 negara di seluruh dunia. Total, ada 1.363,816 personel yang dikerahkan ke sejumlah negara di dunia.

        Akan tetapi, Kementerian Luar Negeri China menyoroti operasi militer Amerika khusus di negara-negara Timur Tengah semisal Afghanistan, Suriah, Libya, dan Irak.

        Dengan berani Kementerian Luar Negeri China membeberkan data yang di dalamnya tercatat ada lebih dari 800 ribu warga sipil yang tewas akibat operasi militer Amerika di wilayah Timur Tengah.

        Hal itu ditegaskan oleh salah satu juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin. Tak cuma membongkar data korban jiwa, Wenbin juga menyebut bahwa pendudukan pasukan Amerika di Timur Tengah membuat sejumlah warga terlantar dan kelaparan.

        "Amerika Serikat telah menarik diri dari lebih dari 10 perjanjian dan organisasi internasional,”  ujar Wenbin dikutip dari Syrian Observartory For Human Rights.

        “Memang, mereka adalah orang nomor satu yang berhenti berusaha. Perang dan operasi militer yang diluncurkan mereka di negara-negara (Timur Tengah) Irak, Libya, dan Suriah, menyebabkan lebih dari 800.000 kematian dan menyebabkan puluhan juta orang terlantar," katanya.

        Pernyataan Wenbin ternyata tak cuma asal bicara. Wenbin merujuk kepada laporan Biaya Perang terbaru yang diterbitkan pada November 2019 lalu, oleh Watson Institut Uniersitas Brown untuk Internasional dan Urusan Publik.

        Data tersebut memperkirakan ada 770 ribu hingga 801 ribu warga sipil yang terbunuh secara langsung, dalam operasi yang dipimpin oleh militer Amerika di Afghanistan, Pakistan, Irak, Suriah, dan Yaman. 

        "Dalam beberapa waktu, lebih banyak juga (warga sipil) yang terbunuh secara tidak langsung akibat dari perang," bunyi laporan Watson Institut Uniersitas Brown untuk Internasional dan Urusan Publik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: