Di tengah gejolak dan disrupsi pasar yang disebabkan pandemi Covid-19, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Bank) tetap membukukan kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan nonpengendali (PATAMI) sebesar 7,0% menjadi Rp809,7 miliar pada semester pertama 2020.
Kinerja ini didukung oleh peningkatan pendapatan nonbunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).
Baca Juga: Maybank Gelar Diskusi, Bahas Bisnis di Era Pandemi
"Terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif, kami telah berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama 2020. Pencapaian ini mencerminkan kemampuan Bank mengatasi kondisi pasar yang menantang dan mengubahnya menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik," kata Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, di Jakarta, Senin (3/8/2020).
Bank mencatat kenaikan pendapatan fee based sebesar 1,4% menjadi Rp1,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang terdapat pendapatan fee nonrutin sebesar Rp101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik. Bila pendapatan fee nonrutin tersebut tidak diperhitungkan, Bank mencatat kenaikan fee 11,0% yang berasal dari fee Global Market, bancassurance, dan Wealth Management, serta biaya transaksi e-channel.
Pendapatan dari fee Global Market naik tajam 116,1% menjadi Rp374,6 miliar pada Juni 2020. Sementara, pendapatan fee dari bancassurance dan Wealth Management & investasi terus mencatat pertumbuhan dengan mencatat kenaikan 29,3% menjadi Rp122,6 miliar dari Rp94,8 miliar tahun 2019.
Dengan kondisi tersebut, pendanaan Bank terus menguat seperti tercermin dari peningkatan rasio CASA dari 33,1% pada Juni 2019 menjadi 40,0% pada Juni 2020,tabungan meningkat sebesar 9,9%.
Peningkatan CASA merupakan hasil penerapan strategi Bank untuk mengurangi pendanaan berbiaya tinggi melalui penyediaan layanan cash management berbasis perbankan digital di mana nasabah-nasabah korporasi mulai beralih menggunakan layanan platform perbankan digital dan Bank juga fokus pada penyediaan solusi keuangan di situasi saat ini.
Bank telah mengalihkan upaya untuk meningkatkan peluang bisnis di tengah kondisi pasar yang menantang dengan mengoptimalkan layanan perbankan digital, Maybank2u (M2U), karena mulai banyak nasabah kini menggunakan layanan mobile app khususnya dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Transaksi keuangan yang dilakukan melalui M2U naik 136% menjadi 4,5 juta transaksi pada semester I 2020. Sementara, terdapat 34.000 pembukaan rekening tabungan/deposito dan lebih dari 45.000 rekening baru dibuka melalui M2U.
"Situasi yang menantang ini juga mendorong kami menjadi lebih kreatif dalam melakukan komunikasi dengan para nasabah melalui teknologi. Kami telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio Bank atas pandemi global yang terjadi. Kami senantiasa menjaga kualitas aset Bank melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pendekatan manajemen risiko yang ketat," tukas Taswin.
Dengan strategi itu, Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR-Bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 94,2% sementara Rasio Cakupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR-Bank saja) berada pada posisi 152,4% per Juni 2020, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100%.
Marjin bunga bersih (NIM) naik menjadi sebesar 5,0% per Juni 2020 atau lebih tinggi 18 basis poin dibandingkan dengan 4,8% pada Juni 2019 terutama didukung oleh penurunan biaya dana sebagai hasil dari kedisiplinan dalam penentuan harga (disciplined pricing) dan pengelolaan pendanaan yang lebih baik.
Biaya overhead terkelola dengan efektif yang tercermin dari penuruhan biaya overhead sebesar 4,6% menjadi Rp3,0 triliun per Juni 2020 melalui penerapan inisiatif pengelolaan biaya secara berkelanjutan di seluruh lini bisnis dan unit pendukung yang disertai dengan pengurangan biaya umum dan administrasi sehubungan adanya pengaturan bekerja dari rumah selama pandemi.
"Posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1% pada Juni 2020 dibandingkan dengan 19,1% pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp26,4 triliun pada Juni 2020 dibandingkan Rp26,2 triliun pada Juni 2019," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: