Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ahli UI Sebut Tak Ada Kasus Penularan di Klaster Kereta

        Ahli UI Sebut Tak Ada Kasus Penularan di Klaster Kereta Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan hingga saat ini belum ada laporan di dunia mengenai transportasi publik menjadi kluster penyebaran COVID-19.

        Baca Juga: Vaksin Covid-19 Buatan China, Orang PKS: Bahaya, Ini Bahaya untuk

        "Saya baru baca di salah satu media massa luar negeri bahwa memang tadinya mereka khawatir kluster subway akan tinggi, namun ternyata tidak," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin.

        Hal itu tentunya tidak terlepas dari penerapan protokol kesehatan yang benar-benar ditetapkan di transportasi umum sehingga meskipun terdapat himpunan banyak orang, namun tidak menjadi kluster penyebaran virus.

        Ia mengatakan pentingnya penerapan kesehatan hendaknya juga dipahami dan diterapkan di Jakarta yang mulai hari ini kembali menerapkan kebijakan transportasi ganjil genap. Penerapan kebijakan tersebut tentunya berkaitan dengan bertambahnya orang yang kembali beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum termasuk kereta.

        "Yang paling penting itu adalah penerapan protokol kesehatan, jadi kalau seseorang tidak pakai masker maka jangan izinkan masuk kereta. Bahkan jika kedapatan, diturunkan saja," ujar Pandu.

        Ia menyarankan upaya pencegahan penularan di atas kereta dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya menambah jumlah gerbong, membuka sirkulasi udara di atas kereta serta memperpanjang jam pelayanan.

        Kemudian, jarak pelayanan antara satu kereta dengan kereta lainnya hendaknya menjadi sangat pendek sehingga frekuensinya lebih banyak. Selain itu, pengguna transportasi harus tertib menggunakan masker dan tidak berbicara di sepanjang perjalanan.

        "Masyarakat juga harus sadar agar tidak memilih jam-jam sibuk untuk menaiki kereta, bisa saja dengan baik lebih awal atau pulang kerja lebih lambat," kata dia.

        Apalagi, pemerintah di Jakarta juga masih memberlakukan kebijakan 50 persen kantor sehingga hal ini dapat diingatkan kembali penerapannya, sebab angka penularan virus masih tinggi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: