Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ratusan Ribu Orang Kehilangan Rumah, Kerugian Capai USD5 Miliar

        Ratusan Ribu Orang Kehilangan Rumah, Kerugian Capai USD5 Miliar Kredit Foto: Reuters/Mohamed Azakir
        Warta Ekonomi, Beirut -

        Sekitar 250 ribu warga Beirut kehilangan rumah mereka akibat ledakan berkekuatan besar yang terjadi di gudang pelabuhan pada Selasa (4/8/2020). Gubernur Beirut Marwan Abboud mengatakan kerugian akibat ledakan diperkirakan mencapai lima miliar dolar AS.

        Hingga Rabu (5/8/2020) malam, jumlah korban tewas mencapai 135 orang dengan sekitar 5.000 lainnya terluka. Pemerintah Lebanon telah meminta dukungan bantuan dari komunitas internasional. Terlebih Lebanon telah mengalami krisis ekonomi berkepanjangan.

        Baca Juga: Rusia Kirim Pesawat Bantuan Kemanusiaan ke Lebanon

        Dilansir Al Jazeera, dalam 24 jam kelompok hak asasi manusia Impact Lebanon telah mengumpulkan lebih dari dua juta dolar AS dalam bentuk donasi.

        Sementara, platform daring yang awalnya digunakan untuk mengidentifikasi lokasi protes anti-kemapanan Lebanon, ThawraMap, telah membagikan daftar tempat penampungan yang tersedia di seluruh kota bagi warga yang kehilangan tempat tinggalnya.

        Palang Merah Lebanon mendirikan tempat penampungan sementara yang dilengkapi dengan makanan, perlengkapan kebersihan ,dan kebutuhan dasar bagi warga Beirut. Penampungan yang didirikan oleh Palang Merah Lebanon dapat menampung hingga 1.000 keluarga.

        Seorang aktivis, Rawad Taha, telah meluncurkan kampanye daring untuk mengumpulkan dana yang digunakan untuk membangun tempat penampungan sementara dan memperbaiki rumah warga.

        Pengguna media sosial di Lebanon juga menawarkan dukungan mereka dengan menggunakan tagar OurHomesAreOpen dalam bahasa Arab dan Inggris.

        "Tolong DM saya jika Anda atau siapa pun yang Anda kenal membutuhkan tempat berlindung," tulis pengguna Twitter Joelle Eid.

        Dalam beberapa bulan terakhir, mata uang Lebanon telah anjlok terhadap dolar AS. Selain itu sejumlah bisnis telah ditutup dan pengangguran meningkat pesat. Hampir setengah dari penduduk di negara itu sekarang hidup di bawah garis kemiskinan.

        Ketersediaan bahan pangan menjadi kekhawatiran utama pemerintah Lebanon yang bergantung pada impor. Ledakan tersebut telah menghancurkan gudang penyimpanan gandum. Inflasi bahan makanan pokok di Lebanon antara September dan Mei melonjak sebesar 109 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: