Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Bantah Sengaja Terapkan Herd Immunity

        Pemerintah Bantah Sengaja Terapkan Herd Immunity Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah menepis tudingan bahwa penanganan Covid-19 di Tanah Air mengarah kepada penerapan herd immunity. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, langkah pencegahan infeksi virus corona sejak awal dilakukan secara hati-hati. Tak hanya itu, perkembangan data dan penanganan pasien pun dilakukan secara ketat dan termonitor.

        Baca Juga: Jakarta Paling Demokratis, Orang Demokrat: Kayak Gini Prestasi?

        "Saya paham bahwa ada anggapan kebijakan tidak ada lockdown itu berarti herd immunity. Itu salah. Mitigasi Covid-19 ini dilakukan secara hati-hati dan dimonitor dengan ketat," kata Wiku menjawab pertanyaan media asing dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kamis (6/8).

        Dikutip dari sebuah paparan di situs Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), herd immunity adalah perlindungan relatif dari kelompok populasi yang dicapai dengan mengurangi atau memutus rantai penularan agen infeksi, karena sebagian besar popular resisten terhadap infeksi melalui imunikasi atau infeksi secara alami sebelumnya.

        Pada level individu, kondisi herd immunity disebut sebagai adaptive immunity. Hal ini bisa dicapai dengan dua cara, yakni infeksi secara alami atau dengan imunisasi (vaksin).

        Seperti diketahui, tren penambahan kasus harian Covid-19 terus menunjukkan kenaikan yang konsisten. Belum terlihat ada tanda-tanda tren penurunan kasus harian. Per hari ini saja, ada tambahan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 1.882 orang dalam 24 jam terakhir.

        DKI Jakarta mencatatkan 556 kasus positif baru, disusul Jawa Timur dengan 286 kasus, Sulawesi Selatan dengan 182 kasus, Jawa Tengah dengan 115 kasus, dan Sumatra Utara dengan 86 kasus. Seluruh angka ini didapat dari pemeriksaan terhadap 29.375 spesimen selama satu hari terakhir.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: