PT Madu Sari Indah Tbk (MOLI) produsen etanol ini menargetkan kenaikan penjualan di tahun 2020 sebesar 39% menjadi Rp1,496 triliun dari Rp1,1 triliun di tahun 2019. Sejalan dengan peningkatan penjualan, laba bersih perseroan pun diharapkan akan menanjak 5% dari Rp50,14 miliar menjadi Rp52,64 miliar di akhir tahun.
Hingga semester I-2020, perseroan telah mencatatkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 23% menjadi Rp672,7 miliar. Dimana, laba bersih pada Semester II-2020 sebesar Rp36,1 miliar atau mengalami kenaikan jika dibanding periode yang sama di 2019 sebesar Rp31,5 miliar.
“Kenaikan harga yang kami terapkan dan kenaikan penjualan memang semata-mata untuk menjaga harga klien tidak terlalu besar hanya untuk menyerap kenaikan bahan baku, labanya sendiri kami proyeksikan akan mengalami kenaikan sebesar kurang lebih 5% dari tahun lalu,” ujarDirektur Utama MOLI, Adikin Basirun di Jakarta, Rabu (12/8/2020).
Baca Juga: Summarecon Incar Marketing Ssales Rp2,5 T di Tahun Ini
Ia menjelaskan jika pada semester kedua tahun ini perseroan menghadapi tantangan akibat kenaikan harga tetes tebu yang menjadi bahan baku etanol. Sehingga, kenaikan penjualan yang signifikan itu tidak terlalu berdampak pada kenaikan laba, karena adanya penurunan harga etanol di pasar domestik secara bertahap mulai Semester II-2019, akibat kebijakan pemerintah yang mengizinkan impor etanol tanpa bea masuk dari Pakistan.
"Tantangan terbesar pada Semester II-2020 adalah peningkatan harga tetes tebu yang merupakan bahan baku utama etanol. Kenaikan harga akan berdampak terhadap produk yang menggunakan etanol sebagai bahan baku, akhirnya akan mempengaruhi daya beli konsumen," jelasnya.
Baca Juga: Dari Jualan Susu Ultra, Perusahaan Ini Untung Setengah Triliun
Dia menyebutkan, etanol digunakan dalam memproduksi disinfektan, hand sanitizer, obat-obatan, alat kesehatan, produk perawatan pribadi, kosmetik hingga minuman. Adikin menambahkan, tahun ini MOLI mengalokasikan dana belanja modal (capex) sebesar Rp138 miliar, terutama untuk membangun unit distilasi kedua, tambahan unit evaporator dan tangki tetes tebu, serta infrastruktur pendukung lain.
Lebih lanjut Adikin mengungkapkan, merebaknya wabah Covid-19 telah mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap pembersih berbasis etanol di Indonesia maupun negara-negara lain, sehingga kondisi ini justru mendorong pemerintah Indonesia untuk melarang sementara kegiatan ekspor etanol pada Kuartal II-2020.
Menurut Adikin, MOLI telah menyelesaikan proyek Vinasse Boiler yang telah beroperasi secara komersial pada Juli 2020. Vinasse Boiler merupakan teknologi boiler dengan bahan bakar vinasse yang pertama di Indonesia. Vinasse Boiler akan menggantikan boiler berbahan bakar batubara, sehingga akan mengurangi emisi karbon. (
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: