Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Restrukturisasi Kredit Tak Akan Ganggu Permodalan Perbankan

        Restrukturisasi Kredit Tak Akan Ganggu Permodalan Perbankan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman, menilai bahwa normalisasi aktivitas ekonomi terus berlanjut di kuartal III 2020. Sementara itu, risiko terjadinya penarikan arus modal portofolio seperti pada kuartal I 2020 sudah mengecil.

        Sektor perbankan pun diperkirakan tetap sehat dan siap untuk mendukung pemulihan ekonomi setelah gelombang restrukturisasi diselesaikan.

        Baca Juga: Terimbas COVID19, LPS Sebut Perbankan Kini Membaik

        "Pemulihan ekonomi akan dimulai dengan normalisasi belanja ritel dan bersifat kebutuhan sehari-hari. Normalisasi belanja untuk barang-barang tahan lama yang bernilai besar akan menyusul belakangan, seiring dengan pemulihan tingkat keyakinan konsumen dan membaiknya ketersediaan kredit," ujar Helmi di Jakarta, Kamis (13/8/2020).

        Lebih lanjut, Helmi menuturkan bahwa permodalan perbankan akan terjaga dengan baik walaupun saat ini menghadapi gelombang restrukturisasi kredit. Tentunya, kata dia, restrukturisasi kredit akan memengaruhi kinerja dan profitabilitas perbankan dalam jangka pendek. Namun, permodalan tidak akan tergerus secara signifikan.

        "Rasio modal perbankan cukup tinggi ketika memasuki masa pandemi. Perbankan masih akan mampu mendukung perekonomian di masa pemulihan," tutup Helmi.

        Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, kecukupan modal perbankan pada semester I 2020 mengalami penguatan di mana rasio CAR akhir Juni berada pada level 22,59%, meningkat dibandingkan akhir Maret 2020 sebesar 21,72%.

        Sementara, sampai akhir Juli 2020, tercatat restrukturisasi kredit di perbankan ada 6,73 juta debitur dengan nilai mencapai Rp784,36 triliun. Dari total itu, yang tergolong debitur UMKM sebanyak 5,38 juta dengan besaran mencapai Rp330,27 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: