Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan semua negara, baik negara miskin, berkembang, hingga maju, sedang mengalami kemunduran akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi membuat ekonomi dunia mengalami krisis terparah sepanjang sejarah.
"Krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah. Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi negara kita masih plus 2,97%, tapi di kuartal kedua kita minus 5,32%" kata Jokowi dalam pidatonya di acara Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR & DPD RI 2020 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Jokowi mengungkapkan bahwa tidak hanya Indonesia, namun sejumlah negara juga mengalami kontraksi yang cukup dalam. Hal ini dinilainya sebagai peluang Indonesia dalam mengejar ketertinggalan
Baca Juga: Hari Ini Jokowi Sampaikan Pidato Kenegaraan dan RAPBN 2021
"Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17% sampai 20%. Kemunduran banyak negara besar ini bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan," jelasnya.
Jokowi memberikan perumpamaan bahwa kondisi saat ini ibarat sebuah komputer yang sedang macet. Semua negara harus memulai kembali roda perekonomiannya dari awal.
"Ibarat komputer, perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang hang. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan restart, harus melakukan rebooting. Semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya," tuturnya.
Diketahui BPS mencatat pertumbuhan ekonomi terkontraksi atau minus-5,32% di kuartal II tahun ini. Angka itu merupakan yang terdalam sejak kontraksi yang terjadi di kuartal I-1999. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 6,13%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: